Kediri (Antara Jatim) - PT Gudang Garam, Tbk, Kediri, Jawa Timur, mendukung program vokasi oleh Kementerian Perindustrian dan ikut memberikan masukan agar kurikulum tersebut sesuai dengan industri, sehingga bisa dimanfaatkan di dunia kerja.
"Untuk program ini (vokasi) kami juga sudah training, kerja sama dengan SMK. Dan, kami memberi masukan program kurikulum yang cocok, dan bisa terpakai industri," kata Direktur PT Gudang Garam, Tbk, Kediri Istata Taswin Siddharta dalam acara Dialog Nasional Ke-5 Sukses Indonesiaku di Gedung Sasana Krida Surya Kencana (SKSK) PT Gudang Garam, Tbk, Kediri, Jawa Timur, Rabu.
Ia mengatakan, adanya pendidikan tersebut tentunya sangat bermanfaat bagi dunia industri. Ia juga sangat berterimakasih dan berharap dengan adanya tenaga yang terampil ke depannya bisa menjadikan Indonesia, terutama industri, lebih maju.
Perusahaan, katanya, sangat menghargai program yang telah dibuat oleh Presiden Joko Widodo. Terlebih lagi, di era pemerintah Jokowi, perbaikan infrastruktur juga terus dilakukan dengan optimal. Kondisi itu membuat perusahaan lebih terbantu.
"Jadi, kami dari perusahaan sangat menghargai pemerintah. Contohnya, infrastruktur gila-gilaan, kemana-mana diperbaiki. Kami, industri, berterimakasih dengan infrastruktur, industri bisa memanfaatkan semuanya. Biaya jadi lebih murah, efisien," katanya.
Selain biaya murah dan efisien, dengan perbaikan tersebut industri juga bisa dipastikan bisa lebh berkembang, sehingga lapangan kerja juga lebih terbuka. Kondisi itu tentunya berdampak positif, dimana semua menjadi maju, termasuk rakyat yang sejahtera.
"Jika industri berkembang, pastinya lapangan kerja terbuka, semua maju, rakyat sejahtera, otomatis kami gembira. Kami berterimakasih juga dengan acara ini," kata Istata.
Pemerintah berkomitmen untuk mengoptimalkan pendidikan vokasi, dengan harapan bisa mengurangi persoalan lulusan SMK agar siap untuk bekerja. Selama ini, terdapat masalah lulusan SMK, sehingga mereka didorong untuk ikut pendidikan vokasi.
"Pendidikan vokasi ini harapan ke depan. Ini jadi program ungguan Presiden dan akan transformasi pendidikan. Selama ini, pendidikan produktif sedikit dengan vokasi akan ada 'Link and Match' (keterkaitan dan kesepadanan)," kata Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto yang hadir dalam acara itu.
Ia mengatakan, persoalan lulusan SMK ada persoalan, sehingga harus ada transformasi, yaitu adanya keterkaitan dan kesepadanan untuk memperbaiki struktur pendidikan, sehingga dengan lebih banyak kerja di industri. Untuk dapat memanfaatkan fasilitas di industri, murid SMK diberi kesempatan berlatih.
Kementerian Perindustrian, tambah dia, melakukan sinkronisasi program sesuai dengan kebutuhan industri. Saat ini, sudah ada 31 program studi yang programnya sudah disesuaikan.
Untuk merealisasikan program tersebut, kementerian Perindustrian juga sudah koordinasi dengan berbagai pihak, misalnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi, Kementerian BUMN, serta berbagai kementerian lainnya.
Kegiatan Dialog Nasional Ke-5 Sukses Indonesiaku tersebut sebelumnya diselenggarakan di sejumlah daerah, misalnya Gunung Kidul, Pemalang, dan Ambarawa. Kegiatan di Kediri tersebut, diikuti hingga 8.000 pelajar SMK serta wali murid. Selain itu, juga puluhan kepala sekolah SMK, dan tamu undangan lainnya baik tingkat Kota dan Kabupaten Kediri.
Selain dihadiri Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto, juga Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, petinggi PT Gudang Garam, Tbk, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf, Wali Kota Kediri Abdullah Abu Bakar, Wakil Bupati Kediri Masykuri dan sejumlah tamu undangan lainnya. (*)