Banyuwangi (Antara Jatim) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mengajak kaum muda untuk mengembangkan potensi diri, antara lain dengan menjadi "creativepreneur".
"Kami ingin ini jadi pembakar semangat kaum muda kreatif untuk mendalami industri kreatif, salah satunya film. Karena ini menjanjikan," kata Anas di Banyuwangi, Jawa Timur, Sabtu.
Kabupaten Banyuwangi mendapatkan kehormatan sebagai tuan rumah Apresiasi Film Indonesia (AFI) 2017. Sejumlah kegiatan dalam ajang itu digelar sepanjang November 2017, seperti workshop penulisan skenario dan penyutradaraan film.
Azwar Anas yang juga Calon Wakil Gubernur yang bakal diusung PDIP dan PKB pada Pilgub 2018 berpasangan dengan Cagub Saifullah Yusuf itu mengaku gembira dengan penyelenggaran AFI di daerahnya.
Bupati berusia 44 tahun yang sarat prestasi ini menilai, film bisa menjadi sarana yang efektif pengembangan potensi diri, terutama bagi kaum muda.
"Saya melihat ke depan profesi sebagai film-maker dengan berbagai turunannya, seperti kreator Youtube, videografer, vlogger berbagai bidang, dan sebagainya bisa menjadi profesi yang menjanjikan. Ini salah satu mimpi generasi zaman now kalau kata anak-anak milenial sekarang," ujarnya.
Mereka, kata Anas, bisa mendapatkan uang dengan menjadi creativepreneur dengan mengisi konten di Youtube, Instagram dan lain sebagainya. "Nah dasarnya saya kira bisa ditunjang dari aspek sinematografi, yang diajarkan juga dalam workshop AFI ini," katanya.
AFI sendiri merupakan ajang penghargaan perfilman yang digelar oleh Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
Kepala Bidang Apresiasi dan Tenaga Perfilman Pusbang Perfilman M. Sanggupri mengatakan, workshop ini digelar untuk melahirkan bibit-bibit muda pembuat film berkualitas.
"Ada 40 peserta, kami seleksi dari seluruh Indonesia, dan jumlahnya memang kami batasi," ujar Sanggupri.
Workshop perfilman ini digelar selama tiga hari, 1 hingga 3 November di Hotel Santika Banyuwangi.
Para peserta mendapatkan materi seputar penyutradaraan film, penulisan skenario, penyuntingan dan pembekalan pembuatan proposal film. mentornya melibatkan profesional bidang perfilman, seperti Tio Pakusadewo, Roy Lelang, Karsono Hadi, dan Irfan Ramli.
Selama tiga hari mengkuti pelatihan, para peserta mengaku mendapatkan manfaat besar dan wawasan lebih seputar perfilman. Ratih Puspasari, asal Desa Licin, Banyuwangi, yang selama ini kerap menjadi penulis script untuk produksi film pendek anak-anak Banyuwangi banyak belajar soal penulisan skenario. Seperti cara menuliskan gagasan dan membuat cerita, hingga menumbuhkan kepekaan tentang hal yang akan difilmkan.
Para mentor mengaku puas dengan bakat-bakat yang dimiliki peserta, seperti yang diungkapkan Tio Pakusadewo. Aktor senior ini mengaku memiliki harapan besar kepada peserta setelah "dikawal" dengan orang-orang yang kompeten.
Para pegiat AFI memiliki komitmen akan terus memantau perkembangan peserta workshop selama setahun ke depan setelah pelatihan.
"Saya harap mereka mendapatkan kesempatan luas setelah ini, minimal mereka telah masuk ring yang benar. Dengan trigger workshop ini akhirnya memunculkan ide yang bagus buat para anak muda di sini," ujar Tio.
Sebagai salah satu bentuk bimbingan berkelanjutan, setelah mengikuti workshop ini, para peserta diwajibkan membuat proposal film dokumenter yang kemudian diseleksi untuk mendapatkan pendanaan pembuatan film.(*)