Kediri (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten Kediri, Jawa Timur, akan memempertimbangkan upaya pembebasan lahan di lokasi temuan situs, Desa Adan-adan, kabupaten setempat, yang sering disebut warga sebagai candi gempur, sebab lahan itu milik warga.
"Sesuai dengan perintah, jadi kalau memang ini diputuskan dan ini menjadi satu situs yang harus direkonstruksi harus dibebaskan, tapi jika belum ya belum," kata Wakil Bupati Kediri Masykuri dalam kegiatan evaluasi hasil temuan penggalian di Candi Gempur, Desa Adan-adan, Kecamatan Gurah, Kabupaten Kediri, Senin.
Ia mengatakan, pemerintah kabupaten memberikan apresiasi sepenuhnya atas temuan situs tersebut, sebab hal itu menunjukkan kekayaan sejarah di Kabupaten Kediri. Bahkan, jika memang diperlukan bisa dilakukan penelitian lebih lanjut.
Bupati kata dia, juga mempersilakan jika nantinya situs yang baru ditemukan itu ditaruh atau diangkut, tapi lokasi masih belum memungkinkan, sehingga untuk sementara akan ditimbun kembali dan dengan pemetaan yang tepat nantinya bisa ditindaklanjuti untu proses ekskavasi. Beragam arca itu masih ditempatkan di lahan awal, yang merupakan milik warga setempat.
"Dari informasi, dugaan sementara ini dulu candi besar, sehingga pemerintah penasaran untuk mengungkapnya. Nanti juga akan dianggarkan sesuai dengan kapasitas masing-masing, misalnya desa dengan tenaga kerjanya, untuk kabupaten apa yang bisa kami bantu. Tahun depan juga akan dianggarkan untuk mendukung," katanya.
Terkait dengan pembuatan museum di kabupaten ini, Masykuri mengatakan untuk pembuatan musuem peryaratan yang harus dipenuhi sangat ketat. Ia mengakui pemkab juga menginginkan adanya museum, dan ke depan akan diproyeksikan.
"Kami juga ingin Kabupaten Kediri ini memiliki museum dan kami memang proyeksikan. Nantinya ada semacam pusat informasi budaya di sana," ujarnya.
Sementara itu, peneliti dari Pusat Penelitian Arkeologi Nasional Sukawati Susetyo mengatakan selama melakukan ekskavasi, ia dengan tim tidak mengalami kesulitan berarti. Semua tim melakukan tugasnya masing-masing demi melakukan penelitian.
Ia juga mengatakan, hasil penemuan ini juga istimewa. Untuk temuan makara cukup tinggi hingga 2,3 meter dan menurut dia ini tertinggi di Indonesia. Rata-rata temuan makara selama ini di bawah ukuran 2 meter. Begitu juga arca Dwarapala, yang istimewa.
"Yang membuat beda temuan ini istimewa. Makara setinggi 2,3 meter dan ini tertinggi di Indonesia. Belum pernah menemukan selain setinggi ini," kata Sukawati.
Temuan itu juga membuat warga berduyun-duyun datang ke lokasi. Mereka penasaran dengan temuan situs tersebut, dan ingin menonton secara langsung. Warga juga nekat menerobos pagar yang dibuat oleh tim, demi melihat secara langsung temuan situs tersebut. (*)
Video oleh Asmaul Chusna