Madiun (Antara Jatim) - Kepala Biro Operasi Polda Jawa Timur Kombes Pol Herry Sitompul mengingatkan para pesilat agar bisa menahan diri, sehingga tidak menimbulkan ketersinggungan antarkelompok saat melakukan kegiatan yang akan digelar pada bulan Sura mendatang.
“Saya mohon agar bapak-bapak ini bisa menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal yang tidak produktif. Jangan sampai terjadi ketersinggungan antara satu kelompok dengan kelompok yang lain, karena kita semua ini saudara,” kata Herry Sitompul saat pengarahan pelaksanaan operasi Aman Suro 2017 di Asrama Haji Kota Madiun, Jawa Timur, Selasa (12/9).
Pengarahan kepada Pengamanan Terate (Pamter) Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) dan Koordinator Lapangan (Korlap) Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda (PSHTM) Winongo tersebut dalam rangka menghadapi kegiatan dua perguruan silat yang berpusat di Madiun dilaksanakan pada bulan Sura (Muharram). Ribuan pesilat PSHT dari berbagai daerah melakukan ziarah ke makam pendiri dan sesepuhnya, sedangkan PSHTM menggelar acara Suran Agung juga pada bulan Sura.
Para pesilat, kata Herry Sitompul harus menyadari bahwa warga yang lain juga perlu mendapatkan kenyamanan. “Kita harus menyadari bahwa ada juga warga yang perlu kita perhatikan kenyamanannya. Maka mari kita jaga keamanan ini secara bersama-sama,” tegas Herry.
Senada dengan Herry Sitompul, Komandan Korem 081/Dhirot Saha Jaya Kolonel Inf R. Sidharta Wisnu Graha mengingatkan agar para pesilat bisa menurunkan tensi.
“Mari kita jaga keamanan ini secara bersama-sama, menjaga ketertiban, saling menjaga diri, saling menurunkan tensi di kepala. Sehingga kegiatan yang dilaksanakan bapak-bapak sekalian itu sesuai dengan apa yang direncanakan panitia,” kata Sidharta.
Jajaran TNI kata Sidharta, siap mendukung kepolisian secara penuh dalam pengamanan kegiatan kedua perguruan silat tersebut, termasuk kendaraan militer bila diperlukan.
“Artinya apa yang diminta oleh kepolisian untuk membantu kepolisian akan kami siapkan. Kendaraan-kendaraan militer baik truk maupun bus, bila diperlukan dari masing-masing wilayah kami akan kami dukung. Sehingga kegiatan yang akan dilakukan oleh dua perguruan silat akan berjalan dengan lancar,” kata Komandan Korem kepada wartawan seusai memberikan pengarahan.
Seluruh pesilat yang ikut melakukan kegiatan dalam bulan sura dari masing-masing wilayah menuju Kota Madiun dan sebaliknya tidak diperbolehkan mengendarai sepeda motor.
“Menggunakan kendaraan roda dua rentan sekali terhadap terjadinya gesekan-gesekan, maka perlu dirubah polanya, bisa menggunakan mobil, bus maupun minibus. Bagi peserta yang tak memiliki kendaraan roda empat, maka pemerintah daerah setempat akan memfasilitasi,” jelas Herry Sitompul.
Dalam pengamanan kegiatan kedua perguruan silat tersebut, akan diterjunkan sebanyak 1.500 personel gabungan. Dari jumlah tersebut 700 personel di antaranya dari Polda Jawa Timur. (*)