Madiun (ANTARA) - Wali Kota Madiun Maidi berharap kesalahpahaman yang terjadi antara oknum pesilat atau pendekar dapat diselesaikan secara damai dan kekeluargaan tanpa melibatkan organisasi yang berujung terjadinya bentrokan antarperguruan pencak silat .
Ajakan tersebut dimintanya dalam menyikapi bentrokan atau tawuran pendekar dua perguruan pencak silat di Kota Madiun pasca-peringatan Seabad Perguruan Pencak Silat Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) di sejumlah lokasi, seperti Jalan Halmahera, Jalan Diponegoro, dan TGP pada Minggu (4/9).
"Kita semuanya saudara. Jangan sampai ada satu atau dua yang selisih, malah melibatkan organisasi. Ini adalah oknum dan tidak mewakili semua pendekar di Madiun. Karena itu, jika ada salah paham pribadi hendaknya dapat diselesaikan dengan baik," ujar Wali Kota Maidi saat menjenguk dua korban dari aksi bentrokan dua perguruan silat yang dirawat di Paviliun Merpati RSUD Soedono Kota Madiun, Sabtu.
Maidi menyatakan kejadian tersebut menjadi pembelajaran bersama bagi semua pendekar di Kota Madiun dan daerah lainnya, bahwa kesalahpahaman pribadi yang berujung pada bentrokan antar-perguruan atau organisasi sangat merugikan diri sendiri, keluarga, dan berdampak pada terganggunya kamtibmas.
"Saya minta, jangan sampai berbuat yang tidak disenangi orang, keluarga, masyarakat, pemerintah, dan tidak disenangi organisasinya. Itu yang Saya larang pada pendekar semuanya saja, khususnya yang ada di Kota Madiun. Tidak hanya PSHT ataupun PSH Winongo," katanya.
Maidi menyebut pihaknya akan menanggung secara pribadi seluruh biaya pengobatan korban kesalahpahaman yang terjadi antar-pendekar dari dua perguruan pencak silat tersebut. Total pengobatan yang dibayarkan sebesar Rp30 juta.
Tak hanya membiayai seluruh pengobatan, orang nomor satu di Pemkot Madiun itu juga akan membantu kesulitan-kesulitan yang dialami korban.
"Korban ini warga Kota Madiun maka saya sebagai bapaknya warga Kota Madiun akan saya bantu tanggung jawab. Semua biaya pengobatan saya tutup," katanya.
Wali Kota Maidi berharap agar seluruh pendekar yang ada di Kota Madiun mampu terus menjaga keamanan dan kedamaian yang sudah tercipta saat ini. Jangan hanya karena satu dua oknum, justru memecah belah kerukunan yang sudah tercipta.
Selain itu, guna mencegah kejadian serupa, pihaknya akan lebih intensif melakukan sosialisasi dan ajakan mewujudkan daerah yang damai ke semua perguruan pencak silat di Kota Madiun.
Terkait proses hukum, pihaknya menyerahkan sepenuhnya ke kepolisian untuk penanganan selanjutnya.
"Yang penting ini sembuh dulu, sehat dulu. Soal proses hukum, semua Saya serahkan ke kepolisian, dalam hal ini Polres Madiun Kota," katanya.
Sementara, Polres Madiun Kota telah mengamankan 12 orang pesilat usai kejadian bentrok dua perguruan silat di Jalan Halmahera, Diponegoro, dan TGP pada Minggu (4/9/2022).
"Mereka diamankan atas dasar penyelidikan intensif yang dilakukan polisi. Mereka diamankan masih sebagai status saksi untuk dimintai keterangan," kata Kapolres Madiun Kota AKBP Suryono.
Seperti diketahui, kericuhan antara dua perguruan silat besar terjadi di Jalan Halmahera, Diponegoro, dan TGP Kota Madiun, Minggu (4/9/2022) dini hari.
Akibatnya, dua orang terluka parah di bagian kepala dan menjalani perawatan di RSUD Kota Madiun, kemudian dirujuk ke RSUD dr Soedono Kota Madiun. Selain itu, sejumlah rumah warga di lingkungan sekitar juga rusak terkena lemparan batu.
Wali Kota Maidi ajak selesaikan kesalahpahaman pribadi pesilat secara damai
Sabtu, 10 September 2022 22:02 WIB