Surabaya (Antara Jatim) - Kampung Tempel Sukorejo I Surabaya mengawali program 100 kampung remo di Kota Surabaya, dengan membuka padepokan tari bagi anak-anak dan muda-mudi warga sekitar, Minggu.
"Remo adalah tarian tradisional khas Jawa Timur. Khsusnya di Kota Surabaya, tarian ini biasanya ditampilkan sebagai ungkapan selamat datang bagi para tamu," ujar Wardani Musban Ali, penggagas 100 Kampung Remo Surabaya, saat ditemui di sela pembukaan padepokan tari di Kampug Tempel Sukorejo I Surabaya.
Dani, sapaan akrabnya, adalah pembina Padepokan Seni Budaya Kampung Ilmu di Jalan Semarang Surabaya.
Tahun 2015 lalu dia menerima piagam dari Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) setelah menampilkan sebanyak dua ribu penari remo yang menjadi anak asuhnya di Jalan Pemuda Surabaya.
Piagam MURI yang disandangnya itu menjadi penyemangat untuk semakin mengembangkan kesenian tradisional asal Jawa Timur tersebut ke tengah masyarakat, yang diawalinya dengan program 100 Kampung Remo Surabaya.
"Bahkan saya ingin menjadikan Jawa Timur sebagai Provinsi Remo," katanya.
Karenanya dia menyambut baik saat pengurus Kampung Tempel Sukorejo I Surabaya mendatanginya di Padepokan Seni Budaya Kampung Ilmu Jalan Semarang untuk minta didatangkan pelatih tari untuk membina anak-anak dan muda-mudi setempat.
Pria berusia 50 tahun itu justru membuka padepokan tari di Kampung Tempel Sukorejo I Surabaya agar anak-anak dan muda-mudi setempat tidak perlu jauh-jauh datang berlatih ke Padepokan Seni Budaya Kampung Ilmu Jalan Semarang Surabaya.
Saat meraih MURI tahun 2015, Dani telah mendirikan padepokan tari di sembilan kampung, selain sembilan sekolah lainnya di Kota Surabaya.
"Tempel Sukorejo I adalah padepokan tari yang dibuka pertama setelah meraih Muri tahun 2015. Sekaligus menjadi kampung ke sepuluh di Kota Surabaya, selain juga ada sembilan sekolahan lainnya, yang telah lebih dulu kami dirikan padepokan tari untuk tempat berlatih muda-mudi setempat," ujarnya.
Pembukaan padepokan tari di Kampung Tempel Sukorejo I pada Minggu pagi ditandai dengan parade tarian remo oleh ratusan penari dari anak-anak asuhan Padepokan Seni Budaya Kampung Ilmu Surabaya, yang juga diikuti oleh puluhan anak-anak kampung setempat.
"Tercatat sekitar 40 anak di Kampung Tempel Sukorejo I dan sekitarnya yang sudah mendaftar untuk berlatih menari di padepokan tari yang baru dibuka ini," ujar Ketua RT 1/ RW 8 Kelurahan Wonorejo Kecamatan Tegalsari Surabaya Harianto.
Aktifitas latihan menari, lanjut dia, dijadwalkan setiap Minggu pagi, bertempat di halaman Sekolah Dasar Negeri Wonorejo yang berlokasi di Jalan Tempel Sukorejo I Surabaya.
"Saya sudah sampaikan ke kepala sekolahnya dan telah diizinkan menggunakan halaman sekolah untuk berlatih menari setiap hari Minggu pagi," katanya.
Dia mempersilahkan bagi anak-anak dan muda-mudi dari kampung sekitar yang ingin bergabung berlatih menari. "Kami tidak memungut iuran bagi peserta, biaya latihan kami ambilkan dari uang kas kampung," ucapnya. (*)
Video oleh: Hanif Nasrullah