Kepala Badan Kesbangpol Pemkab Tuban Hari Sunarno, di Tuban, Minggu, menjelaskan penutupan patung di kelenteng setinggi 30, 4 meter dengan lebara sekitar 5 meter dari kepala hingga kaki belum termasuk dasar pondasi dengan memanfaatkan kain putih dilakukan sejak sehari lalu.
Sebelumnya, lanjut dia, pengurus kelenteng memperoleh masukan dari Forpimda juga Forum Kerukunan Umat Beragama (FUB) yang menggelar rapat untuk mengatasi gejolak di masyarakat yang menolak keberadaan patung itu.
"Forpimda juga FUB meminta pengurus kelenteng bisa meredam memanasnya penolakan patung kelenteng yang terus bergulir di media sosial. Oleh karena itu caranya patung ditutup dengan kain putih," kata dia menjelaskan.
Dalam melaksanakan penutupan patung itu, lanjut dia, diserahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat atas permintaan pengurus kelenteng termasuk biayanya.
"BPBD yang mengerjakan penutupan patung dengan kain karena yang memiliki tenaga juga peralatan "crane" milik pemkab," ucapnya menambahkan.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tuban Joko Ludiono, menjelaskan pekerjaan penutupan patung dengan kain dilakukan sejak sehari lalu.
Namun, kata dia, pekerjaan yang dilakukan sehari lalu hanya menjahit kain putih sebanyak 40 gelundung masing-masing gelundung panjangnya sekitar 35 meter.
"Panjang kain yang dimanfaatkan untuk menutup patung ya lebih kalau 1.200 meter," ucapnya.
Menurut dia, pekerjaan menutup patung dengan memanfaatkan kain, selain sulit terbentur dengan angin di atas juga petugas yang naik kotak crane harus menjaga konstruksi patung tidak rusak.
"Tapi hari ini saya kira seluruh tubuh patung dari kepala sampai kaki bisa tertutup kain putih. Kain putih yang dimanfaatkan menutup panjangnya 32 meter ke bawah," ucapnya.
Dengan adanya pekerjaan penutupan patung juga protes dari sejumlah elemen masyarakat yang menolak keberadaan patung itu maka Kelenteng Kwan Sing Bio di Kelurahan Latsari, di Kecamatan Kota, ditutup untuk pengunjung terutama wisatawan.
Sesuai keterangan yang diperoleh sejumlah elemen organisasai masyarakat (ormas), lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Jawa Timur, berencana menggelar demo di DPRD Tk I Jawa Timur, Senin (7/8). Tuntutan pendemo dengan berbagai alasan meminta patung itu dirobohkan.
"Patung itu diresmikan oleh Ketua MPR beberapa waktu lalu," kata Humas Polres Tuban AKP Elies Suendayati menambahkan.
Dari data yang ada di pondasi patung tertulis patung sumbangan keluarga Hindarto Lie Suk Chen Surabaya. Sedangkan di bawahnya tertulis "design by" (Koh Po) Hadi Purnomo dan Ir Djuli Kurniawan. (*)
Video oleh: Slamet Agus Sudarmojo