Surabaya (Antara Jatim) - Klinik Kesehatan Asrama Haji Sukolilo Surabaya kembali menangani seorang calon haji (calhaj) yang terduga mengidap penyakit "demensia", atau penurunan fungsional yang disebabkan oleh kelainan pada organ otak.
Asmad, nama calon haji yang terduga mengidap demensia, berusia 70 tahun, asal Jember, Jawa Timur. Dia tergabung dalam kelompok terbang (kloter) 31 Embarkasi Surabaya, yang memasuki Asrama Haji Sukolilo Surabaya tadi pagi dan semestinya berangkat ke tanah suci malam ini.
Kepala Bidang Haji dan Umrah Kantor Wilayah Kementerian Agama Jawa Timur Achmad Faridul Ilmi, saat dikonfirmasi Sabtu, membenarkan calon jamaah yang bersangkutan saat ini sedang mendapat penanganan medis di Klinik Kesehatan Asrama Haji Sukolilo Surabaya.
Dia mengatakan Asmad diantar ke Klinik Kesehatan Asrama Haji Sukolilo Surabaya oleh petugas kesehatan yang mendampingi Kloter 31. Asmad sebagai calon haji yang tergabung di Kloter 31 juga diketahui tidak sendirian. Dia didampingi istrinya Arijah, yang berusia 65 tahun.
Menurut Arijah, suaminya mengalami gangguan berpikir ditinggal mati adik dan kakak kandungnya sekitar lima bulanan yang lalu. "Saudaranya meninggal sekitar lima bulan yang lalu. Baru saja selesai seratus harinya," katanya.
Namun hingga malam ini, Faridul mengaku belum mendapat laporan lanjutan dari pihak Klinik Kesehata Asrama Haji Sukolilo Surabaya apakah calon haji tersebut harus mengalami penundaan keberangkatan karena penyakitnya.
Pada 2 Agustus lalu, terdapat seorang calon haji berusia 76 tahun asal Ponorogo yang juga mengidap penyakit demensia.
Khotijah, calon haji asal Ponorogo yang tergabung dalam kloter 23 itu, akhirnya dijemput keluarganya, dengan menulis surat pernyataan pembatalan pemberangkatan ke tanah suci kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Embarkasi Surabaya, dengan alasan tidak ada pihak keluarga yang mendampingi.
Faridul menjelaskan, untuk calon haji asal Ponorogo tersebut, sebenarnya belum ada pernyataan surat penundaan keberangkatan dari tim kesehatan di Asrama Haji Sukolilo Surabaya terkait kondisi penyakitnya.
"Beliau dijemput keluarganya dengan menulis surat pernyataan sehingga kami anggap mengundurkan diri," katanya.
Pada prinsipnya, untuk calon haji pengidap demensia asal Jember, Faridul menegaskan, batal atau tidaknya berangkat ke tanah suci karena sakit akan mengacu pada hasil pemeriksaan dokter Kantor Kesehatan Pelabuhan Kelas 1 Surabaya, yang bertugas di Klinik Kesehatan Asrama Haji Sukolilo Surabaya.
"Kalau dokter merekomendasikan yang bersangkutan bisa berangkat, tentu PPIH Embarkasi Surabaya akan memberangkatkan," ujarnya. (*)