Tulungagung (Antara Jatim) - Bank Negera Indinesia (BNI) Cabang Tulungagung, Jawa Timur menyalurkan 239 mesin "eletronic data capture" (EDC) ke kalangan pengecer dan distributor pupuk bersubsidi di wilayah tersebut, Jumat.
Prosesi penyerahan mesin EDC melibatkan Dinas Pertanian dan Holtikultura Kabupaten Tulungagung di Hotel Istana dengan mengundang ratusan pengecer pupuk yang digandeng menjadi agen 46 oleh BNI.
"Ini menjadi kelengkapan sarana yang kami sediakan untuk melayani permintaan pupuk bersubsidi seiring perubahan skema penyaluran subsidi yang kini bisa langsung diberikan ke petani melalui program kartu tani," kata Kepala Cabang BNI Tulungagung Firdaus Andiko di Tulungagung.
Berdasar hasil validasi yang dilakukan dinas pertanian dan holtikultura setempat, jumlah petani di Tulungagung tercatat sebanyak 64.749 orang.
Jumlah riil diperkirakan masih akan terus bertambah seiring validasi dan verifikasi data oleh jajaran dinas pertanian.
"Target kami pada akhir tahun ini (2017) seluruh petani yang terdata sudah menerima kartu tani," katanya.
Firdaus menjelaskan, di Jawa Timur BNI dipercaya untuk menyalurkan kartu tani. Oleh karenanya Untuk memudahkan transaksi para petani, kios-kios penjual pupuk di tingkat desa/kelurahan digandeng menjadi Agen 46.
Harapannya, mereka tetap melayani permintaan pupuk bersubsidi dengan skema baru menggunakan kartu tani tersebut.
"Para pengecer yang masih bingung nanti akan diberi dan diajari untuk menggunakan mesin EDC," katanya.
Firdaus mengatakan, mesin EDC tidak hanya melayani penyaluran pupuk, namun juga untuk transaksi perbankan lainnya, seperti pembayaran listrik, membeli pulsa, membayat BPJS, membayar tagihan telepon dan sebagainya.
"Setiap transaksi yang dilakukan, ada fee untuk kios. Bahkan ada agen kami yang memperoleh fee satu bulan hingga Rp9 juta. Semua tergantung keaktifan agen melakukan transaksi lewat mesin EDC," katanya.
Menurut Firdaus, sebenarnya lebih menguntungkan bagi pengecer jika menggunakan kartu tani. Alasannya, dengan kartu tani yang bisa dipergunakan diberbagai pelosok desa/kecamatan.
"Tinggal belajar bagaimana menggunakan ini (mesin EDC) saja," katanya. (*)