Sampang (Antara Jatim) - Manajemen RSUD Sampang, Jawa Timur, menyatakan akan mengevaluasi kasus penelantasan pasien kecelakaan lalu lintas oleh petugas medis di rumah sakit itu, hingga menyebabkan yang bersangkutan meninggal dunia.
"Kami akan melakukan evaluasi terhadap persoalan tersebut," kata Direktir RSUD Sampang Titin Hamidah di Sampang, Kamis.
Titin mengemukakan hal ini, menanggapi protes keluarga pasien bernama Ainur Rofiq (18), yakni pasien yang mengalami kecelakaan lalu lintas yang dirawat di rumah sakit itu.
Keluarga itu "mengamuk" di ruang Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Sampang, Madura, karena merasa pihak rumah sakit telah menelantarkan pasien hingga yang bersangkutan meninggal dunia.
Kala itu, keluarga pasien menggebrak meja di ruangan perawat IGD. Bahkan petugas medis juga menjadi sasaran kemarahan keluarga pasien.
Kasus keluarga pasien ini mengamuk, lantaran pasien yang bernama Ainur, warga Dusun Lenteng, Desa Moktesareh, Kecamatan Kedungdung, mengalami kritis akibat kecelakaan tunggal di Jalan Raya Kedungdung.
Ia dirujuk ke RSUD Sampang pada Kamis (13/7) pagi sekitar pukul 09.00 WIB dan berdasarkan hasil diagnosa yang bersangkutan mengalami gagar otak ringan dan harus dirujuk ke rumah sakit Surabaya.
Namun, hingga siang hari pukul 12.00 WIB pihak rumah sakit terkesan kurang mengindahkan pasien Ainur.
Ia hanya diberi infus dan tidak segera diberikan oksigen sebagai alat bantu pernapasan dengan dalih karena oksigennya masih tersimpan di gudang penyimpanan obat.
Selain itu, pasien Ainur tidak ditangani dokter sama sekali, sejak tiba di rumah sakit hingga akhirnya meninggal dunia sekitar pukul 11.00 WIB, dan hanya dipercayakan kepada perawat, karena dokter sedang libur.
"Itupung yang menangani perawat magang," ujar keluarga pasien Alan Kaisan.
Pasien Ainur baru diberi alat bantu pernafasan, setelah pihak keluarga mendatangi ruang Direktur RSUD Sampang, melaporkan kasus itu.
"Kematian seseorang itu memang sudah menjadi takdir Allah SWT. Tapi jika usaha penanganan tidak lambat, saya yakin, keluarga saya bisa tertolong. Wong tidak parah amat kok. Hanya geger otak ringan," ujar Alan.
Ia berharap, kedepan kasus serupa tidak akan terjadi di RSUD Sampang, karena menurutnya, kelalaian dan penanganan yang lambat, bisa mengakibatkan nyawa seseorang tidak tertolong.
"Harapan kami, semoga tidak ada lagi Ainur-Ainur lain di RSUD Sampang ini," ucap Alan Kaisan. (*)