Bojonegoro (Antara Jatim) - Berwisata dengan mengunjungi sejumlah objek wisata dikemas reuni di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, mulai "ngetren" dengan peminat dari kalangan warga luar daerah yang memiliki kenangan historis di daerah setempat.
Wisata reuni itu menjadi daya tarik tersendiri bagi warga luar daerah yang dulunya kelahiran daerah setempat atau pernah menetap di daerah itu untuk bekerja atau menjalani pendidikan.
"Kami sudah beberapa kali menerima pesanan paket wisata reuni. Pesertanya semuanya puas dengan pelayanan paket wisata reuni," kata Ketua Masyarakat Pariwisata Indonesia Wahyu Setiawan, di Bojonegoro, Senin (26/6).
Bahkan, menurut Pemilik Griya MCM Hotel Moch Subechi, untuk mengawali merintis paket wisata reuni dilakukan bersama dengan istrinya sejak beberapa tahun lalu.
Bagi dia, dalam melayani wisatawan domestik (wisdom) yang datang yang diutamakan pelayanan, sebab sepanjang pelayanan dilakukan dengan baik akan membawa pengaruh positif terhadap perkembangan pariwisata.
"Saya tidak mengambil untung dari paket wisata reuni ini, karena tujuan saya mengenalkan objek wisata di Bojonegoro," kata dia yang juga Ketua Badan Pengembangan Pariwisata Daerah (BPPD) setempat.
Hanya saja, sebagaimana dikatakan Moch. Subechi, dirinya berusaha mengambil "multiflier effek" dengan membuat paket wisata reuni dengan harapan pengunjung bisa menginap di hotel dan makan di restorannya.
Oleh karena itu, sebagaimana dikatakan dia, paket wisata reuni itu mengambil pemberangkatan dari Griya MCM Hotel, sebelum menuju objek wisata.
Sebagaimana dikatakan Wahyu, paket reuni yang pernah dijalani yaitu paket wisata ke kebun belimbing di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, dan Kahyangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem.
Selain itu, lanjut dia, juga objek wisata "Negeri Atas Angin" di Desa Deling, Kecamatan Sekar dan "The Little" Teksas Wonocolo di Kecamatan Kedewan.
"Wisatawan domestik (wisdom) bisa menikmati paket wisata reuni seluruhnya, tetapi waktunya selama dua hari," ucapnya menambahkan.
Saat ini Griya MCM Hotel bersama Masyarakat Pariwisata Indonesia yang diketuai Wahyu Setiawan memandu puluhan warga luar daerah yang dulu pernah bersekolah di daerah setempat atau yang kelahiran daerah setempat, Selasa (27/6).
Menurut Wahyu Setiawan, puluhan wisatawan domestik (wisdom) luar daerah yang dulunya alumnus SMP 1974 dan SMPP 1977 memesan paket wisata reuni mengunjungi kebun belimbing di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu dan "The Little" Teksas Wonocolo di Kecamatan Kedewan.
Tetapi, lanjut Moch. Subechi, puluhan wisdom itu sebelumnya dipersilahkan menikmati makanan khas kue serabi langsung dari pembelinya yang bisa dipesan di Griya MCM Hotel, sambil menunggu wisdom lainnya.
"Sebelum berangkat ke objek wisata wisdom akan diajak menikmati pemandangan Bojonegoro juga Bengawan Solo dari atas lantai tujuh gedung pemkab. Selain itu, wisdom juga bisa berfoto selfi bersama di "Batu Semar" di depan kantor pemkab," katanya menjelaskan.
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro menyatakan ribuan wisatawan domestik (wisdom) mulai menyerbu objek wisata kebun belimbing, "Water Park", Kahyangan Api, dan "Negeri Atas Angin, pada libur lebaran, sejak Senin (26/6).
Menurut Petugas Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Abdul Kholik, objek wisata kebun belimbing di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, menempati posisi tertinggi dikunjungi wisdom dari berbagai daerah di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Di kebun belimbing di tepian Bengawan Solo itu, wisdom bisa menikmati manisnya belimbing dengan langsung memetik dari puluhan hektare di desa setempat, atau membeli dari puluhan pedagang belimbing di kawasan objek wiata itu.
"Stok belimbing melimpah karena panen raya. Saat ini harganya berkisar Rp8.000-Rp10.000 per kilogram," kata Kepala Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu, M. Syafii menamahkan.
Selain itu, lanjut Kholik, objek wisata lainnya yang juga diserbu pengunjung hingga ribuan wisdom yaitu "water park" di Desa Dander, Kecamatan Dander, Kahyangan Api di Desa Sendangharjo, Kecamatan Ngasem dan "Negeri Atas Angin" di Desa Deling, Kecamatan Sekar.
Di lain pihak, menurut dia, objek wisata minyak "The Little" Teksas Wonocolo, di Kecamatan Kedewan, dan Waduk Pacal di Desa Kedungsumber, Kecamatan Temayang, juga dikunjungi wisdom, tetapi tidak sebanyak objek wisata andalan seperti kebun belimbing.
Di objek wisata minyak "The Little" Wonocolo, sebagaimana dikatakan Wahyu, ada empat objek yang bisa dikunjungi wisdom yaitu Museum Geologi, penambangan minyak tradisional, penambangan minyak semi modern dan penambangan minyak modern.
"Seharusnya lapangan minyak Blok Cepu juga layak menjadi objek wisata. Hanya sayangnya kami terbentur dengan birokrasi yang berbelit," kata Moch. Subechi menegaskan.
Yang jelas, Moch Subechi dan Wahyu Setiawan, optimistis paket wisata reuni merupakan salah satu cara untuk lebih mengenalkan objek wisata di Bojonegoro.
Tidak hanya itu, Peneliti dari Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" (UPNV) Yogyakarta Dr. Jatmika Setiawan, juga optimitsis Bojonegoro tidak hanya akan mampu menarik wisdom, tetapi juga wisatawan manca negara (wisman) karena memiliki objek wisata minyak.
"Semoga Badan Nasional Geologi Bandung segera menetapkan Bojonegoro masuk "Geoheritage Petroleum", berdasarkan usulan yang kami sampaikan terkait sejumlah tapak/geosite minyak," katanya menjelaskan. (*)