Wahana "Paintball" masih menarik minat wisatawan. Permainan adu tembak menggunakan senjata mainan dengan pelor yang jika ditembakkan bisa memuncratkan cairan tinta berwarna pada sasarannya itu sempat "booming" di tanah air pada sekitar lima tahun yang lalu.
Tampaknya hingga kini permainan asal New Hampshire, Amerika Serikat, ini masih banyak diminati. Salah satunya seperti diakui Rakhmat Santoso. Seorang advokat asal Surabaya itu pada akhir pekan lalu jauh-jauh berlibur ke Bali hanya untuk bermain paintball.
"Anak saya sering ngajak main paintball," katanya, seraya menunjuk pada Rafael Rasha, putranya yang masih berusia lima tahun.
Wahana paintball favoritnya adalah di "Paintball Bali Pertiwi", yang berlokasi di Desa Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Provinsi Bali.
"Kalau anak saya ngajak, ya kita sekeluarga dari Surabaya berangkat ke Bali," katanya.
Baginya, wahana Paintball Bali Pertiwi lebih memuaskan dibanding wahana serupa yang sebenarnya juga tersedia di beberapa daerah pedesaan di Jawa Timur.
Salah satunya karena kostum seragam doreng khas tentara di wahana Paintball Bali Pertiwi tampak dilaundry sehingga baunya harum. Tidak seperti di kebanyakan wahana serupa lainnya yang kerap masih berbau keringat bekas dipakai orang lain sehingga berpengaruh pada kenyamanan saat memainkan paintball.
Selain itu, yang jauh lebih penting bagi kenyamanan bermain paintball, senjata di Paintball Bali Pertiwi jika dilesatkan terasa mantab. "Tidak berbelok terbawa angin meski dilesatkan pada sasaran sejauh lebih dari lima meter," katanya.
Pekan lalu, saat Rakhmat bersama putranya akan bermain paintball di Bali, bertemu rombongan jurnalis dari Komunitas Wartawan Pengadilan dan Kejaksaan (Kompak) Surabaya yang kebetulan juga sedang berlibur di pulau dewata itu.
"Biar mainnya seru, saya ajak semua rombongan wartawan itu bermain paintball. Sebab kalau pemainnya sedikit tidak seru. Semakin banyak pemainnya semakin seru," ujarnya.
Jadilah para wartawan itu saling tembak di wahana Paintball. Nur Faishal, salah seorang wartawan yang ikut dalam permainan itu, mengaku kewalahan menghadapi gempuran pelor paintball dari kelompok Rakhmat yang menjadi lawan mainnya.
"Ternyata kita adu tembak di permainan paintball ini tidak hanya sekadar bersenang-senang. Tapi kita juga belajar tentang kekompakan kerja sebuah tim. Di permainan ini, sebuah tim yang kekompakannya solid pasti menang. Sedangkan tim yang tidak terorganisir pasti kocar-kacir ditembaki, seperti yang terjadi pada tim saya dalam permainan paintball ini," katanya. (*)
Video oleh: Hanif N