Kuala Lumpur, (Antara) - Satuan tugas tenaga kerja Indonesia (Satgas TKI) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) memulangkan TKI asal Banyuwangi dari Malaysia, Asiyah yang lima tahun putus komunikasi dengan keluarganya.
"Pada 11 April 2017 lalu ada telepon dari Mbak Shohibatul Karimah dari Barurejo, yang dilanjutkan komunikasi via whatsapp mengadukan tetangganya, Ibu Asiyah yang lima tahun menghilang dari rumah. Kemudian ada kabar ditemukan di Malaysia," kata Ketua Satgas TKI PKB, Nihayatul Wafiroh melalui whatsapp ke PKB Malaysia, Minggu.
Nihayatul kemudian meminta tim-nya, M Imron Yusuf untuk mendatangi rumah Asiyah di Dusun Senepo Lor RT 03/05, Desa Barurejo, Kecamatan Siliragung, Kabupaten Banyuwangi, Provinsi Jawa Timur untuk mendapatkan informasi lebih lengkap.
"Dari informasi tim, saya mendapat keterangan lengkap. Ibu Asiyah ini memiliki tiga orang anak telah lima tahun meninggalkan rumah, tanpa ada kabar sama sekali," ungkapnya.
Bahkan ketika pergi, ujar anggota FKB Komisi IX DPR RI tersebut, dia tidak izin ke siapapun bahkan suaminya juga tidak dimintai izin.
"Beberapa waktu lalu keluarganya mendapat telepon dari seseorang yang mengaku menemukan Bu Asiyah di Malaysia. Bu Asiyah sangat ingin pulang, tetapi tidak memiliki uang dan dokumen apapun, dan kondisinya Bu Asiyah ini tidak bisa membaca serta menulis," tuturnya.
Orang tersebut meminta uang Rp17 juta untuk bisa mengurus proses pemulangan Asiyah.
"Saya saat itu langsung meminta alamat posisi Bu Asiyah di Malaysia, dan meminta kepada keluarganya untuk tidak mengeluarkan uang sepeserpun dan tetap komunikasi dengan tim saya, agar menghindari penipuan," ujarnya.
Kemudian tim Satgas TKI PKB yang juga ketua DPC PKB Malaysia, Saiful Aiman Kumalasa, melacak keberadaan Bu Asiyah.
"Pak Saiful mulai melakukan komunikasi dengan beberapa pihak, dan akhirnya bisa menemui Bu Asiyah pada 18 April 2017. Dan pada hari itu juga, Pak Saiful langsung memboyong Bu Asiyah ke rumahnya," katanya.
Saiful Aiman kemudian mulai mengurus administrasi Bu Asiyah agar bisa segera mendapat identitas dan bisa dibawa pulang.
"Tanggal 22 April saya bertemu Pak Saiful di Batam saat peluncuran Posko Satgas TKI PKB di Batam, dan saya mendapatkan laporan langsung tentang proses administrasi yang diperkirakan dalam beberapa hari lagi akan selesai," katanya.
Saat itu dirinya menyerahkan sejumlah uang untuk mengurus administrasi Asiyah sedangkan biaya hidup Asiyah selama proses pemulangan ditanggung Saiful Aiman.
"Masalah muncul ketika dari hasil analisis kami Bu Asiyah ini tidak bisa dilepas pulang sendirian, karena tidak bisa membaca dan menulis, takutnya nanti akan jadi korban penipuan lagi," imbuhnya.
Nihayatul kemudian meminta suaminya Aslam Saad untuk menjemputnya karena percaya dia bisa membawa pulang Bu Asiyah sampai ke Indonesia dengan selamat, disamping itu dia mau sekalian mampir ke kampusnya dulu di IIUM Malaysia.
Dingin
Saat bercerita ke Nihayatul, Aslam Saad mengatakan sewaktu masuk rumah Saiful Aiman pihaknya berharap Ibu Asiyah akan senang dengan kedatangan dirinya, karena akan bertemu dengan orang yang menjemputnya pulang setelah lima tahun hidup dalam penderitaan sebagai TKW yang ditelantarkan.
"Tapi sayang dugaan saya meleset, begitu saya masuk rumah dan bertemu dengan Bu asiyah, dia tampak biasa-biasa saja, tidak menunjukkan tanda-tanda senang atau gembira," ujar Aslam.
Asiyah terlihat menatap Aslam dengan tatapan mata yang kosong dan pihaknya mencoba berlomunikasi dengan Aisyah ternyata responnya sangat dingin.
"Sepertimya dia mengalami tekanan batin yang cukup berat. Obrolan saya dengan Pak Saiful, sampai pada kesimpulan yang sama, Bu Asiyah sering tidak nyambung kalau diajak bicara," ucapnya.
Nihayatul mengatakan setelah selesai mengajar, Kamis 27 April 2017 suaminya terbang ke Malaysia.
"Keesokan harinya Alhamdulillah seluruh administrasi Bu Asiyah selesai, jadi diputuskan untuk pulang Minggu 30 April 2017," ujarnya.
Pada pukul 05.00 Aslam dan Bu Asiyah menuju Kuala Lumpur International Airport (KLIA) untuk bertolak ke Surabaya.
"Semalam keluarga Bu Asiyah dengan didampingi tim saya dari Banyuwangi bertolak ke Surabaya untuk menjemput bu Asiyah. Alhamdulillah, pagi ini pukul 11.00 di Bandara Juanda, Bu Asiyah bertemu dengan suami, anak-anak dan keluarganya," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Bu Asiyah terlihat dingin bahkan mengaku sudah lupa-lupa ingat dengan suami dan anak-anaknya.
"Kondisi kejiwaan beliau yang tertekan selama ini pasti menjadikan beliau belum bisa stabil betul. Semoga dengan bertemu keluarga yang mencintainya, kondisi Bu Asiyah semakin membaik," tuturnya, berharap.(*)
Satgas PKB Pulangkan TKI Banyuwangi Hilang di Malaysia
Minggu, 30 April 2017 15:41 WIB