Surabaya (Antara Jatim) - Yoshiharu Kato mengaku sedih harus meninggalkan Kota Surabaya usai tak lagi menjabat sebagai Konsul Jenderal Jepang di Surabaya.
Selama dua tahun, pria kelahiran Fukui Prefecture, Jepang tersebut juga mengaku belum sempat berkeliling di seluruh daerah di Jawa Timur yang menjadi lokasi kerjanya.
“Sampai masa tugas berakhir, saya belum bisa tuntas keliling ke kota/kabupaten di Jatim,” ujarnya di sela berpamitan di Surabaya, Selasa malam.
Meski demikian ia mengaku terkesan dengan beberapa daerah yang sempat dia kunjungi, seperti Banyuwangi dan Trenggalek, terutama keindahan pantainya yang kini menjadi objek wisata menarik.
Kato yang pernah menjabat sebagai First Secretary di Kedutaan Besar Jepang di Indonesia pada tahun 2005 tersebut juga mengakui keramahan masyarakat Jatim sehingga selama bekerja dan mengemban tugas dirasakannya sangat mendalam.
Dalam kesempatan sama, Wakil Gubernur Jatim Saifullah Yusuf sempat menyatakan Jepang punya arti penting bagi masyarakat dan pemerintahan provinsi Jatim.
Ia menjelaskan, secara ekonomi, investasi Jepang di Jatim pada triwulan III tahun 2016 tercatat Rp6,3 triliun.
“Angka investasi itu dalam bentuk 63 proyek dan mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 7.051 orang,” kata Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Orang nomor dua di Pemprov Jatim itu juga berterima kasih kepada Kato atas jalinan persaudaraan dan silaturahim selama ini yang berjalan sangat baik. (*)