Banyuwangi (Antara Jatim) - Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas mendapatkan undangan kehormatan dari Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono untuk berbagi pengalaman dalam membangun daerah di Yogyakarta, Rabu.
Anas mengatakan di Yogyakarta dirinya mengupas mengenai anggaran dalammembangun daerah. Saat ini, katanya, belanja pemerintah cenderung terbatas karena banyak dilakukan efisiensi di sejumlah bidang. Dengan kemampuan anggaran negara yang terbatas itu, perlu program yang fokus dan berorientasi pada hasil.
"Jadi program harus menganut asas money follow result, berorientasi ke manfaat program," katanya.
Dalam forum yang diikuti para kepala daerah dan seluruh satuan kerja perangkat daerah (SKPD) di Yogyakarta, Anas memaparkan sejumlah inovasi di Banyuwangi, sehingga bisa mendorong kemajuan di daerah yang terletak di ujung timur Pulau Jawa itu. "Alhamdulillah, kami tadi diundang oleh Gubernur Sri Sultan ke Yogyakarta untuk berbagi pengalaman. Tentu saya juga mengambil pengalaman dan mencuri ilmu teman-teman Yogyakarta, sehingga sinergi ini bisa membawa kemajuan bersama," ujar bupati 43 tahun itu.
Anas mengatakan, program-program harus diefisienkan sesuai manfaat ke masyarakat, tidak dibagi rata ke semua SKPD. Dia mencontohkan, tahun lalu Banyuwangi berhasil menghemat Rp213 miliar atau 13 persen dari total belanja langsung, namun dengan tetap tidak mengurangi dampak ke masyarakat.
"Dulu kami punya sekitar 4.000 program, lalu kami cermati satu-satu, dan akhirnya dipangkas tinggal 1.200 program. Jadi tidak asal semua SKPD punya program yang dibagi rata, tapi ditakar manfaatnya," kata Anas.
Dia mencontohkan sejumlah program yang sebelumnya kurang berorientasi pada hasil. Misalnya, dulu ada program peningkatan kebersihan sungai. Tapi dinas terkait mewujudkannya dengan sejumlah seminar tentang sungai bersih. "Memang program seminar tidak masalah sepanjang pelaporan administrasinya baik. Tapi kita tidak berhenti di administrasi. Kalau seminar kan hasilnya kertas, maka program seperti itu diganti menjadi yang lebih berorientasi hasil dengan Festival Sungai Bersih, menempatkan CCTV di pojok-pojok sungai agar semuanya berpikir ulang ketika akan membuang sampah, dan menjadikan sungai sebagai destinasi wisata," ujarnya.
Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X sebagaimana dikutipsiaran pers Humas Pemkab Banyuwangi mengatakan, forum bersama Bupati Anas ini digelar untuk saling dukung dalam pengembangan daerah.
"Sharing partnership yang dilakukan bersama Bupati Banyuwangi pada forum ini merupakan upaya tukar kawruh nata krida dalam membangun wilayah," ujarnya.
Dia berharap, jajaran pemerintahan di seluruh DIY bisa terinspirasi lewat forum berbagi pengalaman itu. "Dengan mengambil nilai-nilai positif (di Banyuwangi) diharapkan mampu diinisiasi oleh SKPD untuk bisa direplikasi sesuai kondisi yang ada," papar Sri Sultan.
Anas mengatakan, dengan berbagi pengalaman ini, diharapkan daerah-daerah bisa saling dukung dalam meningkatkan kinerja pemerintahan. Banyuwangi sendiri telah mendapat nilai A dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokasi (Kementerian PAN-RB).
Banyuwangi adalah satu-satunya kabupaten di Indonesia sekaligus yang pertama yang mendapat nilai A atau tertinggi. Selama ini, belum pernah ada kabupaten yang berhasil meraih nilai A di seluruh Indonesia.
Menurut Anas, tidak mudah untuk mendapatkan kategori A dalam penilaian SAKIP, karena yang dinilai adalah kinerja pemerintahan secara sistem dan diukkur dengan orientasi hasil.
"Yang juga perlu ditanamkan adalah bagaimana membangun sistem, bukan hasil one man show kepala daerah atau kepala dinas. Artinya ada transformasi, ada budaya inovasi. Itu yang susah, tapi bisa dilakukan dengan melibatkan semua jajaran, mulai kepala dinas sampai staf, dalam setiap tahapan pembatan kebijakan publik," ujar Anas.(*)