Madiun (Antara Jatim) - Perum Perhutani KPH Madiun menutup sementara objek Wana Wisata Grape yang terdapat di Desa Kresek, Kabupaten Madiun, Jawa Timur pascakejadian hanyutnya enam siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Bani Alimursyad Magetan saat kegiatan "outbond" pada Senin (10/4).
"Wana Wisata Grape akan kami tutup sementara untuk proses revitalisasi dan pembenahan. Tujuannya agar lebih lebih ramah dan aman bagi pengunjung ke depannya," ujar Administratur Perum Perhutani KPH Madiun Anis Kusnandar kepada wartawan, Rabu.
Menurut dia, pembenahan dan revitalisasi yang akan dilakukan adalah dari segi sumber dana manusia (SDM) yang selama ini terlibat dalam operasional objek wisata tersebut.
"Selain itu kami juga akan membenahi kondisi fisik objek di lapangan. Pokoknya akan kita jaga dan amankan bagi pengujung," kata dia.
Adapun penutupan sementara itu akan berlangsung hingga beberapa bulan ke depan. Pihaknya berharap dengan revitalisasi yang ia lakukan akan membuat tampilan Wana Wisata Grape lebih nyaman dan kejadian hanyut yang menimbulkan korban jiwa tidak terulang lagi.
"Diusahakan sebelum lebaran tahun ini sudah bisa dibuka dan dioperasionalkan kembali seperti biasa," tambah Anis.
Pihaknya mengaku prihatin dengan kejadian hanyut dan hilangnya enam siswa MTs Bani Alimursyad Magetan saat kegiatan "outbond" di wilayah setempat pada Senin (10/4). Sebagai pengelola objek wisata tersebut, ia memastikan para korban akan mendapat santunan asuransi sesuai yang tercantum dalam tiket masuk.
"Dari tiket masuk seharga Rp5.000, sebesar Rp500 merupakan biaya asuransi jiwa yang uang pertanggungannya mencapai Rp15 juta per orang jika meninggal dunia. Asuransinya tersebut bekerja sama dengan PT Amanah Kita di Surabaya," tuturnya.
Hingga Rabu siang masih terdapat satu dari enam korban siswa MTs Bani Alimursyad Magetan yang belum ditemukan. Sedangkan lima lainnya telah ditemukan dalam kondisi tewas dan telah diserahkan ke pihak keluarga di Magetan.
Adapun kelima korban siswa hanyut yang telah ditemukan itu adalah Ahsanul fuad (14), Hasmi (14), Adliyan (13), Ma'arif (13), dan yang terbaru, Gandi (13). Sesuai pendataan, satu korban yang belum ditemukan adalah atas nama Ramadhani (14).
Sementara, Wana Wisata Grape merupakan tempat wisata keluarga yang menyuguhkan panorama hutan rimba yang masih alami dan kesejukan alam desa pegunungan lereng Wilis yang khas. Lokasinya yang berdekatan dengan areal persawahan penduduk dan sungai lereng Gunung Wilis yang berbatu, semakin menarik minat wisatawan untuk berkunjung.
Pengelolaan Wana Wisata Grape dilakukan bersamaan Perum Perhutani KPH Madiun dengan Pemkab Madiun. Objek wisata tersebut berada di kawasan hutan, tepatnya masuk wilayah Badan Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Brumbun, Resor Pemangkuan Hutan (RPH) Kresek, Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Madiun, dengan luas mencapai 0,4 hektare.
Adapun sejumlah fasilitas yang terdapat di lokasi tersebut di antaranya wahana taman bermain anak serta pendopo yang dapat digunakan sebagai tempat beristirahat. Selain itu juga terdapat lahan bumi perkemahan yang dapat digunakan untuk berkemah sejumlah siswa yang ingin berkegiatan alam atau "outbond".
Wana Wisata Grape juga dijadikan sebagai wahana konservasi hutan oleh KPH Madiun. Pohon rimba langka yang berumur puluhan tahun terawat dengan baik di kawasan itu. Misalnya, pohon mahoni, sengon, flamboyan, dawung, pete, hingga pohon nangka. Tidak hanya itu, kawasan itu juga dijadikan tempat pembibitan aneka bibit pohon rimba liar. (*)