Madiun (Antara Jatim) - Kapolres Madiun AKBP I Made Agus Prasatya menyatakan proses pencarian terhadap siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) Bani Alimursyad Magetan yang hanyut dan hilang di sungai saat melakukan kegiatan "outbond" di Wana Wisata Grape Kabupaten Madiun terus dilakukan.
"Pencarian korban terus dilakukan oleh pihak kepolisian bekerja sama dengan TNI, BPBD Kabupaten Madiun, SAR, dan dibantu masyarakat. Petugas di lapangan kami sebar di berbagai titik untuk menyusuri aliran-aliran sungai," ujar AKBP I Made Agus, Rabu.
Menurut dia, hingga Rabu siang masih terdapat satu dari enam korban siswa MTs Bani Alimursyad Magetan yang belum ditemukan. Sedangkan lima lainnya telah ditemukan dalam kondisi tewas dan telah diserahkan ke pihak keluarga di Magetan.
Adapun kelima korban siswa hanyut yang telah ditemukan itu adalah Ahsanul fuad (14), Hasmi (14), Adliyan (13), Ma'arif (13), dan yang terbaru ditemukan pada Rabu pagi, Gandi (13). Sesuai pendataan, satu korban yang belum ditemukan adalah atas nama Ramadhani (14).
Pencarian Ramadhani dilakukan tim gabungan dengan menyisiri aliran sungai-sungai yang menjadi terusan dari sungai di kawasan Wana Wisata Grape Kabupaten Madiun. Di antaranya sungai-sungai di daerah Kecamatan Wungu, Dagangan, dan Geger.
Diharapkan satu korban tersebut dapat segera ditemukan setelah diketahui hanyut dan hilang pada kegiatan "outbond" di Wana Wisata Grape Kabupaten Madiun dua hari lalu.
Pihaknya juga meminta warga jika ada yang melihat jasad di terusan aliran sungai kawasan Wana Wisata Grape untuk segera melapor ke kantor polisi terdekat agar dapat dilakukan evakuasi.
Seperti diketahui, sebanyak enam siswa Mts Bani Alimursyad Dusun Banaran, Desa Kerik, Kabupaten Magetan hanyut dan hilang di sungai saat melakukan kegiatan "outbond" di Wana Wisata Grape Desa Wungu Kabupaten Madiun, Senin (10/4).
Secara keseluruhan ada sebanyak 128 siswa Mts Bani Alimursyad yang melakukan kegiatan outbond di Wana Wisata Grape. Mereka terdiri dari 43 siswa laki-laki dan 85 siswa perempuan dengan didampingi sekitar 10 guru.
Enam siswa yang hanyut tersebut merupakan bagian dari 15 siswa laki-laki yang nekat bermain di sungai saat jam makan siang setelah outbond, meski telah dilarang. Sebelumnya, mereka telah diperingatkan jika sungai di kawasan setempat rawan banjir bandang saat musim hujan.
Sembilan siswa berhasil menyelamatkan diri, sementara enam lainnya hanyut akibat cepatnya terjangan banjir bandang dan derasnya arus sungai yang melanda tiba-tiba. (*)