Kediri (Antara Jatim) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivisi Regional Kediri, Jawa Timur, menegaskan perubahan cuaca dengan intensitas hujan yang tinggi memengaruhi lamanya penjemuran gabah sehingga penyerapan belum optimal.
"Untuk jangka pendek, memang ada pengaruhnya pada lama waktu menjemur gabah oleh penggilingan dan petani di lapangan," kata Kepala Bulog Subdivre Kediri Rachmat Syahjoni Putra di Kediri, Senin.
Ia mengatakan, jika dalam cuaca yang sangat terik, gabah biasanya kering dijemur sekitar tiga hari, namun jika mendung memerlukan waktu yang lebih lama, bahkan hingga lima hari.
Waktu yang lebih lama itu membuat mitra yang terdiri dari pemilik penggilingan juga masih belum bisa secara optimal untuk menyerap gabah petani.
Bahkan, lanjut dia, jika barang menumpuk bisa jadi memengaruhi kualitas dan harga gabah, salah satunya bisa menyebabkan harga menjadi turun.
Walaupun cuaca memengaruhi proses penjemuran gabah, Joni mengatakan Bulog Kediri sudah mulai melakukan penyerapan gabah petani. Sejumlah daerah di wilayah Bulog Kediri sudah panen, misalnya di Kabupaten Nganjuk.
Ia mengatakan, untuk penyerapan sekitar dua pekan ini, Bulog Kediri sudah menyerap sekitar 50 ton untuk gabah kering panen serta 200 ton beras.
"Untuk panen sejauh ini gabah kering panen sekitar 50 ton dan beras sekitar 200 ton, ini untuk kebutuhan prgram bantuan pangan nontunai," ujarnya.
Pihaknya mengaku, saat ini untuk penyerapan pun masih belum optimal, salah satunya seluruh daerah yang menjadi wilayah Bulog Kediri, yaitu Kabupaten/Kota Kediri serta Nganjuk belum sepenuhnya panen raya.
"Kemungkinan akhir Maret 2017 banyak, jika di Februari ini biasanya masih mengumpulkan dulu," katanya.
Ia berharap, penyerapan beras di 2017 ini bisa berlangsung dengan baik, sehingga target pengadaan beras yang mencapai 60 ribu ton bisa terealisasi. (*)
Video oleh : Asmaul C