Bojonegoro (Antarajatim) - Puluhan guru sekolah dasar (SD) di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, Senin mengikuti pelatihan pembuatan karya tulis ilmiah dalam bentuk Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berbasis Teknologi Informasi.
Pelatihan yang difasilitasi Relawan TIK (RTIK), Guru Ahli Pusat Belajar Guru (PBG) dan Dinas Pendidikan (Disdik) setempat digelar di PBG Bojonegoro,.
"Kegiatan ini bertujuan meningkatkan kemampuan dan keterampilan guru sebagai tenaga pendidik di era digital," kata Ketua RTIK Bojonegoro Rifaun Naim.
Menurut pria yang akrab dipanggil Faun itu, para guru tersebut memperoleh materi tentang membuat karya ilmiah dalam berbagai format yang bisa diaplikasikan pada teknologi digital.
Misalnya membuat materi ajar melalui video tutorial atau aplikasi berbasis android.
"Kami berharap, para peserta dapat menggunakan media teknologi informasi untuk mempermudah proses belajar mengaja," ujarnya.
Guru Ahli PBG Bojonegoro Nurul Hidayah menjelaskan, pelatihan pembuatan karya tulis ilmiah pada tahap pertama mengajarkan guru membuat sebuah PTK yang sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan karya ilmiah.
"Selanjutnya diteruskan dengan penulisan jurnal online," ucapnya.
Menurut dia, menulis sebuah karya tulis ataupun karya ilmiah baik dalam bentuk PTK maupun jurnal bisa melatih pemikiran ilmiah guru.
"Karena dalam karya ilmiah merupakan hasil pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu tertentu yang disusun secara matematis ilmiah, logis, benar, bertanggungjawab, dan menggunakan bahasa yang baik dan benar," katanya.
Ia juga menegaskan arah pelatihan pembuatan Karya Tulis Ilmiah dalam bentuk PTK kali ini lebih ditekankan untuk memanfaatkan media teknologi informasi.
Bagi NuruI sendiri, karya tulis ilmiah bukan sekedar untuk mempertanggungjawabkan penggunaan sumber daya penelitian seperti uang, bahan, dan alat.
"Tetapi juga mempertanggungjawabkan penulisan karya ilmiah tersebut secara teknis dan materi," ujar dia.
Kegiatan ini merupakan serangkaian program peningkatan keterampilan dan pengelolaan kelas yang diprakarsai oleh ExxonMobil Cepu Limited (EMCL) guna untuk meningkatkan kemampuan guru dalam menggunakan bahan ajar dan mendokumentasikan kegiatan belajar mengajar.
Pelatihan diikuti 35 guru perwakilan dari 26 SD di 16 kecamatan yaitu Kecamatan Balen, Kapas, Sukosewu, Bojonegoro, Kepohbaru, Ngasem, dan Ngraho.
Selain itu juga Kecamatan Sumberejo, Temayang, Kanor, Dander, Baureno, Kasiman, Kedungadem, Kalitidu, dan Kecamatan Ngambon.
Perwakilan EMCL Beta Wicaksono dalam sambutannya mengungkapkan bahwa program ini sebagai bentuk komitmen EMCL kepada masyarakat dalam meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah Bojonegoro.
Pada kesempatan itu, ia memaparkan berbagai kegiatan operasi EMCL dalam proyek migas di daerah setempat kepada para peserta.
Ia juga menjelaskan tentang proses industri hulu Migas dan menyampaikan berbagai program yang telah dilaksanakan EMCL di wilayah Blok Cepu.
"Terima kasih kepada masyarakat Bojonegoro yang telah mendukung kesuksesan proyek negara di Lapangan Banyu Urip selama ini," pungkasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Bojonegoro Hanafi mengapresisasi komitmen EMCL ini dalam pengembangan pendidikan di daerahnya sehingga layak dicontoh perusahaan lain yang beroperasi di daerah setempat.
Melalui kegiatan seperti ini, ia mengharapkan para guru bisa meningkatkan kemampuannya menciptakan metode belajar yang efektif, aplikatif, dan mengikuti perkembangan teknologi.
"Kita bisa membuktikan bahwa pendidikan di Bojonegoro semakin maju," katanya. (*)