Bojonegoro (Antara Jatim) - Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merengut satu warga di Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dari 14 penderita DBD sejak 1 Januari lalu," kata kata Kepala Bidang Penanganan dan Pengendalian Penyakit Dinkes Bojonegoro Totok Ismanu, di Bojonegoro, Kamis.
Ia menyebutkan satu warga penderita DBD yang meninggal dunia yaitu Firja Malihah (4) asal Desa Banjarjo, Kecamatan Kota.
Menurut Kasi Pengendalian Penyakit Dinkes Wheny Dyahdia, penderita DBD tidak harus meninggal dunia karena masih bisa diselamatkan sepanjang tidak terlambat dibawa ke rumah sakit (RS).
Penderita DBD yang meninggal dunia, lanjut dia, rata-rata kondisinya sudah parah ketika dibawa ke rumah sakit (RS).
"Sebanyak 14 kasus DBD itu hanya sampai 23 Januari, sebab kami belum menerima laporan penderita DBD lainnya yang dirujuk ke RSUD Sosodoro Djatikoesoemo dan puskesmas-puskesmas," tambahnya.
Yang jelas, kata dia, kewaspadaan menghadapi penyebaran penyakit DBD tetap dilakukan karena meningkatnya jumlah penderita DBD tidak lepas musim hujan yang mempercepat perkembang biakan nyamuk "Aedes aegypti".
"Kasus DBD tahun ini kemungkinan belum mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu," ucap Wheny, menegaskan.
Berdasarkan data pada dinkes menyebutkan pada 2016 DBD merenggut nyawa 18 warga dari 543 penderita.
Pada 2012, jumlah penderita DBD sebanyak 657 warga, di antaranya, empat warga meninggal dunia, sedangkan pada 2013, dengan jumlah penderita 284 warga, di antaranya, enam warga meninggal dunia.
Pada 2014, dengan jumlah penderita 151 warga, di antaranya, tiga warga meninggal dunia, dan pada 2015 dengan jumlah 453 warga, di antaranya, tujuh warga meninggal dunia.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan dalam menghadapi penyebaran DBD dengan melakukan gerakan 3 M plus yaitu menguras, mengubur dan menutup.
"Untuk plusnya kalau tidur memanfaatkan selimut, atau obat nyamuk," ucap Totok. menambahkan.
Terkait pengasapan, menurut Wheny, hanya membunuh nyamuknya, sedangkan jentik-jentiknya tidak ikut mati.
"Gerakan 3 M plus sangat dibutuhkan, untuk bisa membasmi jentik-jentiknya," katanya, menegaskan. (*)
Satu Penderita DBD di Bojonegoro Meninggal Dunia
Kamis, 2 Februari 2017 17:08 WIB
"Sebanyak 14 kasus DBD itu hanya sampai 23 Januari, sebab kami belum menerima laporan penderita DBD lainnya yang dirujuk ke RSUD Sosodoro Djatikoesoemo dan puskesmas-puskesmas," tambahnya.