Madiun (Antara Jatim) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Madiun, Jawa Timur memperpanjang penetapan status siaga bencana di 15 kecamatan wilayahnya yang berakhir pada bulan Desember tahun 2016 hingga mencapai bulan Maret 2017.
"Penetapan status siaga bencana di Kabupaten Madiun diperpanjang hingga akhir Maret," ujar Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Madiun Edi Hariyanto kepada wartawan, Selasa.
Menurut dia, perpanjangan penetapan status siaga bencana tersebut seiring pemberitahuan dari BMKG Juanda yang memprediksi bahwa curah hujan masih tinggi hingga bulan Maret 2017.
"Selain itu, BPBD Provinsi Jawa Timur juga menetapkan hal yang sama. Yakni memperpanjang status siaga bencananya," kata Edi.
Adapun bencana alam yang perlu diwaspadai oleh warga Kabupaten Madiun adalah bencana hidrometeorologi yang meliputi banjir, angin puting beliung, banjir bandang, dan tanah longsor.
Pihaknya memetakan, wilayah Kabupaten Madiun yang rawan banjir di antaranya adalah Kecamatan Balerejo, Madiun, dan Wungu.
Pada Senin malam (16/1) BPBD memantau terjadi genangan di Desa Tempursari dan Mojorayung Kecamatan Wungu akibat air Sungai Jerohan antre masuk ke Sungai Bengawan Madiun. Luapan Sungai Jerohan tersebut akibat curah hujan yang tinggi di lereng Gunung Wilis.
"Sekarang sudah surut. Namun warga tetap diminta waspada jika curah hujan masih tinggi maka bisa menimbulakn genangan lagi," kata dia.
Sedangkan, daerah rawan bencana tanah longsor di antaranya terdapat di Kecamatan Dagangan, Kare, Gemarang, dan Saradan. Kemudian, daerah rawan banjir bandang adalah Saradan dan Dagangan, serta rawan puting beliung hampir merata di 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Madiun.
Banjir bandang terakhir terjadi di Desa Bandungan, Kecamatan Saradan pada tanggal 12 Januari lalu. Puluhan rumah warga terkena terjangan luapan air sungai desa setempat hingga beberapa di antaranya rusak. Hingga kini BPBD setempat masih melakukan koordinasi dengan pemda untuk penanganan pascabencana.
Edi menambahkan, selain memperpanjang penetapan status siaga bencana, pihaknya juga memetakan pendirian pos komando (posko) penanggulangan di daerah rawan jika bencana alam terjadi. Posko di antaranya akan dibangun di Desa Mendak, Segulung, Ngranget, ataupun Bodag yang rawan terjadi tanah longsor dan banjir bandang.
Pihaknya akan memaksimalkan tim reaksi cepat (TRC) dalam memantau wilayah rawan bencana untuk mengantisipasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam. Petugas BPBD juga akan siaga selama 24 jam guna melakukan penanganan cepat jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam.
BPBD setempat juga meminta warga Kabupaten Madiun tetap waspada, terlebih yang tinggal di daerah rawan bencana. Warga diminta berhati-hati jika hujan deras turun dalam waktu yang lama hingga berjam-jam ataupun waspada saat hujan deras turun diikuti angin kencang. (*)