Surabaya (Antara Jatim) - Badan Narkotika Nasional (BNN) Kota Surabaya mengawasi ketat peredaran jajanan anak sekolah menyusul Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan adanya lima kasus makanan dan minuman yang terkontaminasi narkoba, dan dikonsumsi anak taman kanak-kanak (TK).
Kepala BNN Kota Surabaya AKBP Suparti ketika dikonfirmasi di Surabaya, Minggu mengatakan setelah mendapati informasi dan temuan dari BNN pusat, pihaknya langsung mendatangi tempat maupun pusat jajanan anak guna mengecek modus baru peredaran narkoba tersebut.
“Adanya temuan seperti disampaikan Pak Buwas (Budi Waseso), petugas kami langsung turun di tempat-tempat penjual jajanan, khususnya yang diperuntukkan untuk anak-anak. Wilayah yang kita datangi sesuai dengan wilayah hukum BNN Kota Surabaya,” katanya.
Tak hanya melakukan sidak, Suparti mengaku, pihaknya juga memberi pemahaman kepada masyarakat terkait peredaran gelap narkoba dengan bermacam modus. Bahkan, pihaknya juga memberikan himbauan kepada anak-anak yang masih duduk di bangku TK dan Sekolah Dasar (SD) untuk tidak jajan sembarangan.
Sebab, Suparti meyakini peredaran narkoba dewasa ini semakin banyak modus yang digunakan para bandar maupun pengedar. Ditanya tentang sekolah-sekolah yang telah mendapat penyuluhan dari BNN Kota Surabaya, kepada Bhirawa Suparti enggan menjelaskan dengan alasan pihaknya juga melakukan penyelidikan tentang temuan BNN Pusat.
“Intinya kami sudah melakukan penyelidikan sekaligus sosialisasi di sekolah-sekolah. Yang terpenting adalah anak-anak sekolah TK maupun SD jangan jajan sembarangan, atau pun menerima sesuatu dari seorang yang tidak dikenal,” kata mantan Kasubag Humas Polrestabes Surabaya ini.
Terpisah, Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Frans Barung Mangera mengaku sampai dengan saat ini, pihaknya masih belum mendapatkan informasi terkait jajanan anak seperti apa yang terindikasi tercampur dengan zat adiktif tersebut.
“Sampai dengan sekarang kami belum mendapatkan jajanan yang dimaksud apakah kue kering kah? kue basa kah? atau kah semacam fast food yang dikemas,” ujarnya.
Meski belum ada indikasi mamin tersebut masuk ke Jawa Timur, Frans tetap melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, khususnya para pemangku kepentingan, di antaranya Dinas Kesehatan maupun Badan Narkotika Nasional Propinsi (BNNP) Jatim untuk mencegah masuknya narkoba tersebut, khususnya kepada anak-anak usia produktif dan anak sekolah.
“Maka kami berkeyakinan, bahwa tidak ada kata lain secara parsial memberantas narkoba ini haruslah secara bersama-sama. Polda Jatim juga akan melakukan kerja sama dengan pegiat-pegiat antinarkoba dan masyarakat antinarkoba," katanya.
Sebagaimana diberitakan, pada Kamis (12/1) lalu Kepala BNN Komjen Pol Budi Waseso mengungkapkan temuan lima kasus makanan dan minuman yang dikonsumsi anak-anak TK telah terkontaminasi narkoba.
Dari temuan BNN dan juga laporan masyarakat ini, modusnya adalah warung-warung di sekitar TK tersebut dibiayai oleh sindikat jaringan narkoba untuk memberikan campuran pada berbagai makanan dan minuman yang dijual. (*)