Pamekasan (Antara Jatim) - Ketua Palang Merah Indonesia (PMI) Pamekasan, Jawa Timur Bambang Edy
Suprapto menyatakan, setiap tahun PMI Pamekasan kekurangan sekitar 1.000
kantor darah guna memenuhi kebutuhan darah di wilayah itu.
"Setiap tahun, kami hanya bisa menyediakan sebanyak 6.000 kantong
darah, sedangkan kebutuhan ideal setiap tahunnya sekitar 7.000 kantong
darah," katanya kepada Antara di Pamekasan, Kamis.
Bambang menjelaskan, banyaknya kebutuhan darah itu, karena PMI
Pamekasan tidak hanya melayani pasien yang membutuhkan darah di
Kabupaten Pamekasan saja, akan tetapi juga dari kabupaten lain di
Madura, seperti Sumenep dan Kabupaten Sampang.
Hal ini karena Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pamekasan merupakan
rumah sakit rujukan di Madura, sehingga banyak warga luar Pamekasan yang
berobat di RSUD Pamekasan.
"Kalau dirujuk ke Pamekasan, apabila membutuhkan darah secara otomatis kan ke PMI Pamekasan," terang Bambang.
Ia menjelaskan, darah sebanyak 6.000 kantor yang berhasil
dikumpulkan PMI Pamekasan setiap tahunnya itu dari berbagai jenis
kegiatan donor darah yang digelar PMI, dan kegiatan donor yang digelar
masyarakat.
Selain itu, PMI juga mengumpulkan darah dari pendonor aktif yang jumlahnya mencapai 30 orang lebih.
Menurut Bambang pasokan darah terbanyak di Pamekasan selama ini, dari kalangan TNI dan Polri.
"Saat ini kami juga membangun komunikasi dengan suporter bola
Madura, yakni Taretan Dhibik dan mereka ternyata juga menyambut baik
permintaan PMI Pamekasan," katanya.
Ketua PMI Pamekasan Bambang Edy Suprapto yakin, jika suporter bola
Madura itu nantinya banyak yang bersedia menjadi pendonor aktif, maka
kebutuhan darah�di PMI Pamekasan akan bisa terpenuhi.
"Karena jumlah anggota suporter Taretan Dhibik itu banyak, yakni mencapai 9.000 orang lebih," terang Bambang.
Ia menjelaskan, kegiatan donor darah dengan suporter dengan anggota
terbanyak di Madura itu, telah digelar saat komunitas itu menggelar
nonton bareng di Area Monumen Arek Lancor Pamekasan saat pertandingan
terakhir antara Madura United FC melawan Barito Putra pada 18 Desember
2016.
"Kala itu bhakti sosial yang digelar Taretan Dhibik bisa
mengumpulkan sebanyak 20 kantong darah dan telah diserahkan kepada PMI
Pamekasan bersamaan dengan hasil penggalangan dana untuk korban bencana
alam di Aceh," katanya, menjelaskan. (*)
Suprapto menyatakan, setiap tahun PMI Pamekasan kekurangan sekitar 1.000
kantor darah guna memenuhi kebutuhan darah di wilayah itu.
"Setiap tahun, kami hanya bisa menyediakan sebanyak 6.000 kantong
darah, sedangkan kebutuhan ideal setiap tahunnya sekitar 7.000 kantong
darah," katanya kepada Antara di Pamekasan, Kamis.
Bambang menjelaskan, banyaknya kebutuhan darah itu, karena PMI
Pamekasan tidak hanya melayani pasien yang membutuhkan darah di
Kabupaten Pamekasan saja, akan tetapi juga dari kabupaten lain di
Madura, seperti Sumenep dan Kabupaten Sampang.
Hal ini karena Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Pamekasan merupakan
rumah sakit rujukan di Madura, sehingga banyak warga luar Pamekasan yang
berobat di RSUD Pamekasan.
"Kalau dirujuk ke Pamekasan, apabila membutuhkan darah secara otomatis kan ke PMI Pamekasan," terang Bambang.
Ia menjelaskan, darah sebanyak 6.000 kantor yang berhasil
dikumpulkan PMI Pamekasan setiap tahunnya itu dari berbagai jenis
kegiatan donor darah yang digelar PMI, dan kegiatan donor yang digelar
masyarakat.
Selain itu, PMI juga mengumpulkan darah dari pendonor aktif yang jumlahnya mencapai 30 orang lebih.
Menurut Bambang pasokan darah terbanyak di Pamekasan selama ini, dari kalangan TNI dan Polri.
"Saat ini kami juga membangun komunikasi dengan suporter bola
Madura, yakni Taretan Dhibik dan mereka ternyata juga menyambut baik
permintaan PMI Pamekasan," katanya.
Ketua PMI Pamekasan Bambang Edy Suprapto yakin, jika suporter bola
Madura itu nantinya banyak yang bersedia menjadi pendonor aktif, maka
kebutuhan darah�di PMI Pamekasan akan bisa terpenuhi.
"Karena jumlah anggota suporter Taretan Dhibik itu banyak, yakni mencapai 9.000 orang lebih," terang Bambang.
Ia menjelaskan, kegiatan donor darah dengan suporter dengan anggota
terbanyak di Madura itu, telah digelar saat komunitas itu menggelar
nonton bareng di Area Monumen Arek Lancor Pamekasan saat pertandingan
terakhir antara Madura United FC melawan Barito Putra pada 18 Desember
2016.
"Kala itu bhakti sosial yang digelar Taretan Dhibik bisa
mengumpulkan sebanyak 20 kantong darah dan telah diserahkan kepada PMI
Pamekasan bersamaan dengan hasil penggalangan dana untuk korban bencana
alam di Aceh," katanya, menjelaskan. (*)