"Pada 2017 akan ada delapan rombongan wisatawan mancanegara yang berencana mengunjungi Pantai Sembilan di Pulau Giligenting," kata Kepala Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disbudparpora) Kabupaten Sumenep, Sufiyanto pada akhir Oktober 2016.
Ketika itu, Sofi, sapaan Sufiyanto bersama stafnya menyambut kedatangan 80 wisatawan asing dari beberapa negara yang mengunjungi sejumlah objek wisata di Kecamatan Kota, Sumenep, Jawa Timur.
Bahkan, kata Sofi, delapan rombongan wisatawan mancanegara yang akan datang ke Sumenep pada Mei-Oktober 2017 itu hanya mengunjungi Pantai Sembilan.
Pantai Sembilan? Sebelum akhir 2015 bisa dikatakan pantai di Desa Bringsang, Pulau Giligenting, Kecamatan Giligenting tersebut hanyalah pantai "biasa" dan merupakan lokasi parkir perahu nelayan maupun perahu penumpang reguler antarpulau di kawasan tersebut.
Namun, semuanya berubah pada awal 2016 setelah ada pengusaha yang tertarik dan menilai Pantai Sembilan layak dikembangkan sebagai objek destinasi wisata baru di Sumenep.
"Awalnya memang ada pengusaha yang tertarik dan meminta kami untuk membantu dalam pengembangan Pantai Sembilan. Mereka pun sempat mengambil gambar kawasan Pantai Sembilan dari udara (menggunakan drone)," ujar Kepala Desa Bringsang, Moh Sutlan.
Pantai Sembilan ternyata memiliki cekungan pasir putih alami menyerupai atau membentuk angka sembilan (9) jika difoto dari atas (udara)
Setelah itu, Sutlan akhirnya berbicara dengan perangkat dan sejumlah warganya untuk memoles Pantai Sembilan agar kondisinya lebih bagus supaya menjadi layak dikunjungi wisatawan.
Selanjutnya, sejumlah pelaku wisata juga mendatangi Pantai Sembilan dan mengeksplorasi sejumlah tempat di Pulau Giligenting yang berpotensi menjadi objek destinasi wisata.
Kunjungan tersebut menginisiasi sekaligus memotivasi perangkat Desa Bringsang, karena setelah itu ternyata mulai banyak warga dari luar Sumenep yang berkunjung ke Pantai Sembilan.
Akhirnya berbekal semangat, perangkat desa mulai rutin membersihkan sampah di Pantai Sembilan menjelang akhir pekan sekaligus menyediakan sejumlah fasilitas penunjang bagi wisatawan dengan cara swadaya.
Awalnya mereka membangun tiga gazebo beratap daun ilalang dan tempat duduk supaya bisa dimanfaatkan oleh wisatawan yang berkunjung ke Pantai Sembilan.
Hingga sekarang ternyata Pantai Sembilan memang ramai dikunjungi wisatawan, untuk sementara didominasi wisatawan nusantara, utamanya pada sore hari di setiap akhir pekan (Sabtu dan Minggu).
"Kami akhirnya secara swadaya pula membuat tujuh gazebo lagi sekaligus menyediakan payung plus tempat duduk di Pantai Sembilan pada awal November 2016. Saat ini sudah ada sepuluh gazebo," kata Sutlan, menerangkan.
Ia berharap fasilitas penunjang yang disediakannya di Pantai Sembilan itu bisa membuat wisatawan merasa lebih nyaman dan betah.
Hingga sekarang pihak terkait di Pemkab Sumenep belum memberikan dukungan maupun menyediakan fasilitas apa pun di Pantai Sembilan.
Sutlan bersama perangkat desa dan warganya optimistis Pantai Sembilan akan menjadi objek destinasi baru di Sumenep yang tak kalah dengan daerah lainnya, jika digarap secara serius.
"Apalagi, sejumlah pelaku wisata berkomitmen untuk membantu kami dalam mengembangkan Pantai Sembilan. Kondisi tersebut yang membuat kami lebih bersemangat," ujarnya, menambahkan.
Ia pun berharap pengembangan Pantai Sembilan sebagai objek destinasi wisata bisa meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan warganya.
Sejak beberapa waktu lalu, sejumlah pelaku wisata di Sumenep memang sering membawa rombongan wisatawan ke Pantai Sembilan.
Salah satu pengelola biro perjalanan wisata di Sumenep, Fadel Abu Aufa menjelaskan, sebagian wisatawan yang berkunjung ke Pantai Sembilan biasanya bertahan hingga sore untuk menunggu waktu matahari terbenam.
"Versi sebagian wisatawan, rugi kalau ke Pantai Sambilan tidak sampai menikmati senja dan melihat matahari terbenam," kata Fadel yang Ketua Asosiasi Desa Wisata Indonesia (Asidewi) Wilayah Madura Raya itu, menerangkan.
Ia pun mengapreasi semangat dan kepedulian perangkat dan warga Desa Bringsang yang secara swadaya "mempercantik" Pantai Sembilan supaya lebih layak dikunjungi wisatawan.
Pelaksanaan Rakor Asidewi Wilayah Madura Raya yang pertama kali pun (12-13/11) akhirnya disepakati di Pantai Sembilan sebagai bentuk penghormatan atas semangat dan kepedulian perangkat dan warga Desa Bringsang.
"Kami akan mendorong dan mendukung penuh inovasi dan kreasi warga dalam rangka pengembangan wisata. Pariwisata berkembang dengan baik, desa pun akan maju. Insya-Allah," kata Ketua Umum DPP Asidewi, Andi Yuwono yang juga hadir dalam rakor itu.
Sinergi
Perkembangan positif di Pantai Sembilan sebagai objek destinasi wisata baru di Sumenep mendapat respons positif dari pelaku wisata maupun pihak terkait di Pemkab Sumenep, tentunya dengan pola berbeda.
Pengurus Asidewi Madura Raya akan menjadikan Desa Bringsang dengan Pantai Sembilan-nya sebagai bagian dari program percontohan desa wisata.
"Kami memang menggagas program percontohan desa wisata di empat kabupaten di Madura. Masing-masing kabupaten direncanakan ada satu hingga tiga desa," ujar Ketua Asidewi Madura Raya, Fadel Abu Aufa.
Secara teknis, nantinya pengurus Asidewi Madura Raya akan mempromosikan potensi dan objek destinasi wisata setempat sekaligus melakukan pendampingan kepada para pihak terkait di desa tersebut.
"Kami akan memfasilitasi pembentukan pemandu wisata lokal yang personelnya dari warga desa setempat. Kami tentunya tetap bersinergi dengan pihak terkait di pemerintah daerah untuk merealisasikan program percontohan desa wisata itu," kata Fadel.
Dalam evaluasi pengurus Asidewi, potensi dan objek destinasi wisata yang belum dikelola oleh pemerintah daerah biasanya tidak terdapat pemandunya dan tentunya akan membingungkan wisatawan.
Sementara Disbudparpora Sumenep berencana menyusun "detail engineering design" (DED) bagi Pantai Sembilan di Pulau Giligenting sebagai objek destinasi wisata.
Pada Minggu (20/11), pimpinan dan staf Disbudparpora Sumenep melakukan pengecekan lapangan ke Pantai Sembilan sekaligus survei awal sebagai bagian dari rencana penyusunan "DED".
"Pantai Sembilan memang layak dikembangkan sebagai lokasi wisata. Kami mengucapkan terima kasih atas partisipasi perangkat desa dan warga setempat yang secara swadaya telah menyiapkan fasilitas penunjang bagi wisatawan," kata Kepala Disbudparpora Sumenep, Sufiyanto.
Penyusunan "DED" atau gambar kerja rinci merupakan sebuah keniscayaan yang nantinya akan menjadi salah satu pedoman kerja dalam rangka pengembangan Pantai Sembilan sebagai lokasi wisata.
"Kami akan berusaha menjadikan penyusunan 'DED' Pantai Sembilan sebagai salah satu kegiatan atau program pada 2017. Makin cepat makin bagus, karena sejak beberapa waktu lalu Pantai Sembilan telah menjadi objek destinasi wisata baru yang ramai dikunjungi para pelancong," ujarnya.
Sofi juga mengemukakan, sesuai hasil pengecekan lapangan yang dilakukan bersama stafnya, perangkat desa dan warga setempat memiliki semangat dan kepedulian tinggi untuk menjadikan Pantai Sembilan sebagai lokasi wisata.
"APBD memiliki keterbatasan untuk mengembangkan semua potensi wisata. Kami harus bersinergi dengan para pemangku kepentingan lainnya, termasuk kalangan swasta (pengusaha) maupun warga untuk ikut mendorong pengembangan wisata di Sumenep," katanya.
Semangat dan kepedulian warga atas asa pengembangan wisata nantinya mampu meningkatkan taraf perekonomian mereka dan kawasan sekitarnya tentunya harus mendapat perhatian dari pemerintah daerah.
Hingga sekarang hanya tiga objek wisata yang sudah dikelola secara resmi oleh Pemkab Sumenep, yakni Pantai Lombang di Kecamatan Batang Batang, Pantai Slopeng di Dasuk, dan Museum dan Keraton Sumenep di Kota. (*)