Sidoarjo, (Antara Jatim) - Badan Penanggulangan Lumpur Sidoarjo (BPLS) menyatakan ada peningkatan suhu lumpur Lapindo dari yang biasanya 20-30 derajat naik menjadi 40-60 derajat pascaterjadinya gempa di Tenggara Kabupaten Malang pada Rabu (16/11).
Humas BPLS Hengky Listria Adi di Sidoarjo, Kamis, mengatakan, adanya kenaikan suhu semburan lumpur tersebut salah satunya diketahui melalui asap pekat yang ada di lokasi tersebut.
"Semalam memang ada kenaikan suhu dari yang biasanya 20-30 derajat naik menjadi 40-60 derajat di ujung titik 25 semburan lumpur," katanya.
Ia mengemukakan, akibat adanya gempa yang terjadi di Malang ini tidak berpengaruh pada kondisi tanggul penahan lumpur Lapindo yang ada saat ini.
"Untuk tanggul penahan lumpur sampai dengan saat ini kondisinya masih aman tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun demikian, kami tetap melakukan pemantauan di lokasi tersebut," katanya.
Ia mengatakan, saat ini pihaknya juga melakukan pemantauan di sejumlah titik supaya kalau terjadi retakan atau kemungkinan lain supaya cepat dilakukan tindakan.
"Pemantauan terus kami lakukan rutin seperti biasanya supaya kalau ada kemungkinan terburuk bisa segera dilakukan tindakan cepat," katanya.
Sebelumnya, gempa berkekuatan 6,2 skala richter dirasakan warga di sejumlah daerah di pesisir selatan Jawa Timur, Rabu malam pada pukul 22.10:11 WIB.
Menurut keterangan badan meteorologi klimatologi dan geofisika (BMKG) gempa berpusat pada titik ordinat 9.32 lintang selatan (LS), 113.12 bujur timur (BT), sekitar 127 kilometer tenggara Kabupaten Malang berkedalaman 69 kilometer tersebut.(*)