Sumenep (Antara Jatim) - Kepolisian Resor (Polres) Sumenep, Jawa Timur, menyatakan batu bara yang diangkut kapal tongkang kandas di Perairan Pulau Gililabak, Kecamatan Talango, akan dipindah ke tongkang pengganti.
"Sesuai hasil koordinasi kami dengan nakhoda kapal tunda yang menarik tongkang kandas itu, perusahaan pemilik tongkang kandas akan mendatangkan tongkang pengganti dan selanjutnya muatannya dipindah ke tongkang pengganti tersebut," ujar Kapolres Sumenep AKBP Joseph Ananta Pinora di Sumenep, Kamis.
Pada Selasa (1/11) sekitar pukul 11.00 WIB, Kapal Tunda MDM Balikpapan yang menarik tongkang BG.MDM 4 milik PT Meratus Advance Maritim dengan muatan 12.420 mega ton batu bara kandas di Perairan Pulau Gililabak.
"Saat ini, kapal tongkang pengganti itu dalam posisi perjalanan ke Perairan Pulau Gililabak dan diperkirakan tiba pada Minggu (6/11)," kata Pinora, menerangkan.
Ia menjelaskan, sesuai hasil pengecekan di lapangan pada Rabu (2/11), posisi kapal tongkang bermuatan batu bara tersebut sekitar 50 meter dari bibir pantai.
"Saat ini, kami juga meminta keterangan kepada salah satu kru kapal tunda sekaligus meminta dokumen kapal. Pemeriksaan dilakukan oleh anggota di Markas Satuan Polisi Perairan (Polair) Polres Sumenep," ujarnya.
Sesuai informasi dari polisi, tongkang bermuatan batu bara yang ditarik oleh kapal tunda itu bertolak dari Asam-Asam Anchorage Area Banjarmasin pada Jumat (28/10) sekitar pukul 17.15 WIB dengan tujuan Paiton, Probolinggo.
Dalam perjalanan ke Paiton, tepatnya di Perairan Selat Madura, nakhoda kapal tunda, Moses Mantiri melihat ada kemiringan pada tongkang bermuatan batu bara tersebut pada Minggu (30/10) sekitar pukul 07.30 WIB hingga 09.10 WIB.
Pada Senin (31/10) sekitar pukul 11.00 WIB ketika masih di Perairan Selat Madura, nakhoda kapal tunda memutuskan melakukan deviasi pelayaran setelah mendapat persetujuan dari pimpinannya, tepatnya ke Pulau Gililabak, karena posisi tongkang bermuatan batu bara itu makin miring ke kiri.
Kru kapal tunda yang tongkangnya mengalami kebocoran dan selanjutnya dikandaskan di Perairan Pulau Gililabak itu terdiri atas 11 orang, yakni satu nakhoda dan 10 anak buah kapal. (*)