Kediri (Antara Jatim) - Badan Urusan Logistik (Bulog) Subdivre Kediri, Jawa Timur, selektif dalam upaya penyerapan gabah petani, sehingga gabah dengan kadar air lebih tidak dapat diterima.
"Kami terus meningkatkan kualitas. Kami ada mitra dan masing-masing mempunyai pengering, jika kadar air tinggi ditolak," kata Kepala Bulog Subdivre Kediri Rachmat Syahjoni Putra di Kediri, Rabu.
Ia mengatakan, adanya perubahan cuaca secara tidak langsung bisa memengaruhi kualitas beras dari petani. Namun, beras yang masuk ke Bulog secara selektif bisa masuk, sehingga kualitasnya juga baik.
Joni mengaku, pada 2016 ini ditarget hingga 65 ribu ton beras, namun hingga kini target itu belum sepenuhnya terpenuhi. Total penyerapan beras yang sudah dilakukan hingga kini masih sekitar 72 persen, atau baru 41 ribu ton.
Pihaknya mengatakan, penyerapan hingga kini terus dilakukan. Dalam sehari, rata-rata Bulog mampu menyerap beras petani hingga 75 ton per hari, dari berbagai wilayah Bulog Kediri, yaitu Kota/Kabupaten Kediri serta Kabupaten Nganjuk.
"Kami mampu menyerap 75 ton per hari, dan dengan stok yang ada ketahanan pangan pun terjaga. Stok itu mencukupi kebutuhan hingga April 2017," ujarnya.
Ia mengakui, di Bulog Kediri sempat mendapatkan kiriman dari Bulog daerah lainnya, karena kebijakan pemberian raskin ke-13 dan ke-14. Namun, ia optimistis, pada 2016 ini stok masih mencukupi, sehingga tidak sampai menerima kiriman dari daerah lainnya.
Terkait dengan harga pembelian, pihaknya mengatakan Bulog membeli gabah sesuai dengan harga pembelian pemerintah (HPP) 2016, yaitu untuk harga gabah kering panen (GKP) di penggilingan ditetapkan sebesar Rp3.750 per kilogram, gabah kering giling seharga Rp4.600 per kilogram, dan beras seharga Rp7.300 per kilogram di gudang Bulog.
Pihaknya pun juga sudah menyiapkan beras cadangan pemerintah untuk tiga daerah yang ada di bawah naungan Bulog Kediri. Masing-masing daerah mendapatkan dana beras cadangan hingga 100 ton, namun untuk mengeluarkan beras itu harus sesuai dengan peruntukan, karena bencana.
"Untuk cadangan bencana kami siapkan 100 ton, dan hingga kini belum diminta. Nantinya, untuk mengeluarkan tergantung pemerintah daerah, bisa karena dampak kekeringan, banjir, gunung meletus," katanya. (*)