Dekan Fakultas Teknik UB Malang Dr Pitojo Tri Yuwono di Malang, Senin, mengaku pihaknya akan terus memberikan pendampingan terhadap sejumlah desa binaan yang secara bertahap menjadi desa mandiri energi dengan memanfaatkan potensi yang ada di wilayah setempat.
"Kami tidak hanya memberikan pendampingan ketika dalam proses saja, namun hingga pengelolaan dan perawatan peralatan yang mendukung terwujudnya desa yang benar-benar mandiri dalam hal energi. Ada desa yang memanfaatkan air, angin, ombak, dan biogas sebagai sumber energi untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari," urainya.
Ia mengatakan energi yang dihasilkan dari potensi masing-masing wilayah itu di antaranya energi listrik untuk penerangan malam hari dan energi gas untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga (domestik), seperti memasak.
"Sasaran kami memang desa-desa yang masih belum mendapatkan aliran listrik dari PLN, namun sebagian besar desa yang kami sasar berada di Jatim dan ada beberapa desa di Jateng, seperti desa di Wonogiri. Untuk wilayah Jatim, di antaranya di wilayah Malang selatan, Lumajang dan Probolinggo," katanya.
Pada tahun ini, lanjut Pitojo, ada 18 desa yang menjadi binaan Fakultas Teknik UB. Beberapa di antaranya sudah benar-benar mandiri. "Meski sudah benar-benar mandiri, kami tidak melepas begitu saja. Kami tetap mendampingi warga desa tersebut hingga waktu yang belum ditentukan," ujarnya.
Ke depan, katanya, pihaknya akan memperluas jangkauan, tidak hanya sebatas pada 18 desa saja, tetapi akan ekspansi ke desa-desa yang masih gelap gulita alias belum terjangkau aliran listrik. "Tentu saja kami tidak bisa bekerja sendiri, kami berharap adanya partaisipasi dari perusahaan melalui dana tanggung jawab sosialnya (CSR)," kata Pitojo. (* )
"Sasaran kami memang desa-desa yang masih belum mendapatkan aliran listrik dari PLN, namun sebagian besar desa yang kami sasar berada di Jatim dan ada beberapa desa di Jateng, seperti desa di Wonogiri. Untuk wilayah Jatim, di antaranya di wilayah Malang selatan, Lumajang dan Probolinggo," katanya.
Pada tahun ini, lanjut Pitojo, ada 18 desa yang menjadi binaan Fakultas Teknik UB. Beberapa di antaranya sudah benar-benar mandiri. "Meski sudah benar-benar mandiri, kami tidak melepas begitu saja. Kami tetap mendampingi warga desa tersebut hingga waktu yang belum ditentukan," ujarnya.
Ke depan, katanya, pihaknya akan memperluas jangkauan, tidak hanya sebatas pada 18 desa saja, tetapi akan ekspansi ke desa-desa yang masih gelap gulita alias belum terjangkau aliran listrik. "Tentu saja kami tidak bisa bekerja sendiri, kami berharap adanya partaisipasi dari perusahaan melalui dana tanggung jawab sosialnya (CSR)," kata Pitojo. (* )