Sumenep (Antara Jatim) - Pengurus Asosiasi Desa Wisata Indonesia (Asidewi) Madura Raya meminta pemerintah daerah di empat kabupaten di Pulau Madura membentuk kelompok pemandu wisata lokal.
"Ada sejumlah objek wisata yang ternyata tidak ada pemandu wisata lokal dan selanjutnya membuat kami kebingungan ketika membawa rombongan wisatawan ke lokasi itu," ujar Ketua Asidewi Madura Raya, Fadel Abu Aufa di Sumenep, Jawa Timur, Jumat.
Ia menjelaskan, beberapa waktu lalu, pihaknya membawa rombongan dari luar Pulau Madura untuk mengunjungi sejumlah objek wisata di Sumenep.
Salah satu daya tarik wisata yang ingin dikunjungi kliennya itu berada di salah satu desa di Kecamatan Batang Batang.
Di pintu gerbang menuju kawasan itu tertulis lokasi tersebut adalah kampung wisata tertentu.
"Namun, begitu tiba di kampung itu, kami kebingungan. Tidak ada pemandu wisata lokal yang bisa kami tanyai tentang kekhasan kawasan tersebut dan selanjutnya kami hanya melintas di kawasan itu," kata Fadel, menerangkan.
Ia pun berharap empat pemerintah daerah di Pulau Madura, yakni Sumenep, Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan, untuk membentuk kelompok pemandu wisata lokal.
Objek wisata yang tidak dikelola secara resmi oleh pemerintah daerah biasanya belum ada staf maupun pemandu wisata.
Padahal, sebagian daya tarik wisata alam di Pulau Madura yang mulai ramai dikunjungi wisatawan, memang belum dikelola secara resmi oleh pemerintah daerah.
Dalam konteks itu, pemda idealnya membina sejumlah warga setempat untuk menjadi pemandu wisata lokal sebagai antisipasi kedatangan wisatawan di objek wisata tersebut.
"Untuk Sumenep, pembentukan kelompok pemandu wisata lokal harus menjadi program priotas, kalau memang ingin mencanangkan 2018 sebagai tahun kunjungan wisata," kata Fadel, menambahkan.
Pemkab Sumenep berencana mencanangkan 2018 sebagai tahun kunjungan wisata dan persiapannya mulai dilakukan pada tahun ini. (*)