Sumenep (Antara Jatim) - Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, memperkirakan produksi garam rakyat setempat pada tahun ini anjlok akibat kondisi cuaca yang kurang mendukung.
"Pada 2015, produksi garam rakyat di Sumenep sekitar 236 ribu ton. Sementara untuk tahun ini diprediksi anjlok dan tidak mungkin sebesar produksi pada 2015," kata Ketua DKP Sumenep, Moh Jakfar di Sumenep, Kamis.
Ia menjelaskan, kondisi cuaca di Sumenep sejak awal Oktober 2016 tidak mendukung produksi garam rakyat yang ditandai tingginya intensitas hujan.
"Kalau pun tidak hujan, cuacanya mendung. Sesuai laporan dari staf, produksi garam rakyat di Sumenep sejak pertengahan Agustus hingga September 2016 sekitar 16.600 ton," ujarnya, menerangkan.
Sejak awal Oktober 2016, lahan garam rakyat milik petani di Sumenep tergenang air akibat hujan dan selanjutnya tidak bisa lagi memproduksi garam rakyat.
DKP Sumenep pun pesimistis akan ada penambahan produksi garam rakyat dalam jumlah besar selama Oktober hingga pertengahan November 2016.
Padahal, sebelumnya DKP Sumenep memperkirakan puncak panen garam rakyat pada akhir Oktober 2016 dan petani masih diperkirakan bisa memproduksi komoditas tersebut hingga pertengahan November 2016.
"Namun, kondisi cuaca ternyata berubah. Tingginya intensitas hujan sejak awal Oktober 2016 membuat produksi garam rakyat terganggu," kata Jakfar.
Ia juga mengemukakan, pihaknya pesimistis produksi garam rakyat di Sumenep pada tahun ini akan mencapai proyeksi yang ditetapkan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) RI, yakni sebanyak 268.840 ton.
"Sekali lagi, kondisi cuacanya kurang memungkinkan. Dalam hitungan teknis, kalau pun akan ada tambahan produksi garam rakyat pada sisa Oktober hingga pertengahan November 2016, kemungkinan besar tidak akan mencapai hingga 268.840 ton," ujarnya.
Sesuai data di DKP Sumenep pada 2015, luas lahan garam rakyat setempat sekitar 2.000 hektare yang tersebar di 10 kecamatan. (*)