Surabaya (Antara Jatim) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur menganggarkan Rp50 miliar untuk mengantisipasi banjir di Sampang, Jawa Timur, dengan cara membangun pompa dan pintu klep di sejumlah titik.
"Dana Rp50 miliar dianggarkan dalam APBD Provinsi 2017 oleh Pemprov melalui persetujuan DPRD Jatim," ujar Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf kepada wartawan di Surabaya, Rabu.
Direncanakan, tahun depan akan dimulai pembangunan lima pompa dan pintu klep agar banjir yang melanda Sampang setiap curah hujan tinggi dapat teratasi.
Pintu klep, kata dia, merupakan salah satu pintu air yang pengoperasiannya dilakukan secara otomatis dengan membuka dan menutupnya pintu pada setiap perubahan muka air, baik di hulu maupun hilir.
Kendati demikian, anggaran tersebut dirasanya masih kurang karena dibutuhkan sekitar Rp200 miliar untuk membangun pompa dan lainnya.
Karena itulah, kata dia, Pemprov Jatim akan berkoordinasi dengan Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta Badan Nasional Penanggulangan Bencana.
"Rp50 miliar tidak akan cukup sehingga harus ada bantuan dari pihak lain. Semoga segera terealisasi dan Sampang perlahan akan bebas banjir," ucap Gus Ipul, sapaan akrabnya.
Menurut dia, secara geografis Sampang berada di bawah permukaan air laut yang sangat rawan dilanda banjir saat musim hujan dengan curah air tinggi hingga mengakibatkan air sungai meluap dan membanjiri daratan.
Sementara itu, perkembangan terakhir banjir di Sampang dari BPBD Jatim hingga pukul 14.30 WIB, ketinggian air di Desa Banyumas mencapai 50-90 cm, Desa Pangelen 50-100 cm, Desa Panggung di ruas jalan dan pemukiman warga 80-120 cm, Desa Gunung Maddah 80-150 cm, Desa Kemuning 80-100 cm, Desa Tanggumung 70-110 cm, dan Pasean 40-110 cm.
Selain itu, jalur lalu lintas dari Kabupaten Pamekasan menuju surabaya dan sebaliknya menggunakan jalur alternatif, yaitu Jalan Samsul Arifin.
Sejumlah peralatan bantuan yang digunakan tergabung dari beberapa instansi, antara lain sembilan unit perahu karet yang sudah ditempatkan di beberapa lokasi titik rawan, seperti di Jalan Panglima Sudirman menuju perempatan Tenten, Jalan Kamboja menuju perempatan Monomen, Desa Panggung, Jalan Delima, Desa Pasean, Jalan Suhadak, Polsek Kota, Jalan Bahagia, dan area monumen.
"Personel juga disiapkan di titik-titik rawan, menyiapkan materi dan peralatan lainnya dalam mengantisipasi terjadinya musibah akibat banjir, mendirikan posko bencana di area Pendopo Bupati, membantu menyalurkan pendistribusian logistik, mengevakuasi korban hingga memantau dan melaporkan perkembangan," katanya. (*)