Jakarta, (Antara Jatim) - Bank Indonesia berencana mengintegrasikan pantauan harga pangan ke sejumlah daerah melalui aplikasi sistem pusat informasi yang telah dibentuk lembaga tersebut, tujuannya untuk menekan angka inflasi dan menekan laju impor.
Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI) Mirza Adityaswara, dalam acara Temu Wartawan Daerah Bank Indonesia di Jakarta, Senin mengatakan aplikasi tersebut sudah terbentuk, khususnya di wilayah pusat dan dalam waktu dekat perlu untuk diitengrasikan.
Ia mengatakan, integrasi bertujuan untuk mencegah impor pangan nasional, karena masing-masing daerah akan mengetahui kondisi nyata kebutuhan dan kekurangan pangan, sehingga bisa saling membantu dan meningkatkan produksi.
"Tugas Bank Indonesia adalah menjaga nilai rupiah dari pengaruh kenaikan harga atau inflasi, serta menjaga kestabilan kurs dalam kebijakan moneter," tuturnya.
Mirza mengatakan inflasi perlu dijaga karena juga mempengaruhi nilai uang, sebab jika harga pangan di sejumlah naik maka nilai rupiah turun, dan pendapatan masyarakat juga turun.
Sementara, apabila impor mampu ditekan akan membuat cadangan devisa negara kembali terkerek naik, sebab aktivitas impor membutuhkan valas atau uang asing yang bisanya bersumber dari tiga sektor, yakni Penanaman Modal Asing (PMA), pariwisata dan ekspor.
"Impor itu bisa mengambil cadangan devisa negara apabila tiga sumber tersebut tidak mencukupi, sehingga bisa menggerus cadangan devisa negara. Dan dengan berkurangnya impor otomatis akan membuat cadangan stabil," katanya.
Mirza menyebutkan pada tahun 2014, kondisi ekonomi nasional memburuk yang membuat valas turun dan impor naik, dan saat itu cadangan devisa tergerus dan tersisa 55 miliar dolar Amerika.
"Untuk tahun ini dikeprasnya impor membuat cadangan devisa naik hingga 100 persen menjadi 113 miliar dolar Amerika Serikat," katanya.(*)
BI Akan Integrasikan Aplikasi Pantauan Harga Pangan
Senin, 3 Oktober 2016 13:48 WIB
integrasi bertujuan untuk mencegah impor pangan nasional, karena masing-masing daerah akan mengetahui kondisi nyata kebutuhan dan kekurangan pangan, sehingga bisa saling membantu dan meningkatkan produksi.