Jember (Antara Jatim) - Belasan aktivis lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan veteran menggelar aksi damai "Melawan Lupa" peristiwa pemberontakan G-30 S/PKI yang terjadi pada 30 September 1965 dan aksi tersebut digelar di bundaran DPRD Jember, Jawa Timur, Jumat.
"Hari ini atau 51 tahun silam terjadi peristiwa yang kelam akibat pemberontakan yang dilakukan PKI hingga menyebabkan Indonesia harus kehilangan putra bangsa terbaiknya," kata koordinator aksi Moerad.
Ia mengatakan kekejaman orang-orang komunis dan pengikutnya masih membekas di ingatan masyarakat saat pemberontakan Gerakan 30 September 1965 yang menyebabkan sejumlah perwira tinggi dan perwira menengah di Angkatan Darat dibunuh secara keji, termasuk seorang putri Jenderal Abdul Haris Nasution yang bernama Ade Irma suryani Nasution.
Para perwira itu adalah Jenderal TNI Anumerta Achmad Yani, Letjen Anumerta S Parman,Letjen Anumerta Suprapto, Letjen Anumerta M.T Haryono, Mayjen TNI Anumerta Donald Isac Pandjaitan, Mayjen TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo, Brigjen Anumerta Katamso Dharmokusumo, Kolonel Anumerta Sugiyono Mangunwiyoto, dan Kapten Pierre Andreas Tendean.
"Sebuah bukti kekejaman orang-orang komunis yang bernaung di bendera PKI dan saat ini ada sekelompok orang yang ingin mengubur sejarah kelam itu dengan membangkitkan kembali ideologi komunis itu, sehingga dengan tegas kita bersama-sama berperang melawan komunis," tuturnya.
Beberapa tahun terakhir ini, lanjut dia, ada pihak-pihak yang sengaja membelokkan sejarah untuk menghidupkan paham PKI, sehingga para aktivis LSM dan veteran di Jember bersuara lantang untuk mengajak masyarakat menolak munculnya komunis di negeri tercinta.
"Generasi penerus bangsa punya kewajiban untuk menolak munculnya gaya komunis baru di Indonesia. Jangan rela merah putih yang berkibar diganti dengan gambar palu arit, sehingga Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (P4) perlu dihidupkan kembali," katanya.
Hal senada juga disampaikan oleh purnawirawan TNI AD Subekti Wibowo yang mengatakan masyarakat dapat mengambil hikmah dari peringatan G-30 S/PKI yakni keutuhan negara kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Wawasan Nusantara dan kewaspadaan nasional perlu dibangkitkan kembali, terutama para generasi penerus bangsa yang terkadang mengabaikan hal tersebut dan terjerumus ke ideologi komunis," ujarnya.
Ia mengimbau masyarakat untuk menjadi garda terdepan bangsa dalam menangkal upaya munculnya paham komunisme di Kabupaten Jember.
"Masyarakat juga harus mewaspadai strategi PKI baru yakni menyusup ke partai politik dan tidak mau melaksanakan UUD 1945, serta Pancasila. Musuh bangsa saat ini yakni korupsi, narkoba, terorisme, dan munculnya LGBT (Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender)," katanya, menambahkan.
Aksi damai peringatan G 30 S/PKI di bundaran DPRD Jember mendapat pengamanan dari puluhan personel Kepolisian Resor Jember.(*)