Surabaya (Antara Jatim) - Mantan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Hanura Jawa Timur Kuswanto bergabung dengan Partai Demokrat sekaligus duduk di strukturisasi kepengerusan di tingkat daerah periode 2016-2021.
"Ya, Pak Kus (panggilan akrab Kuswanto) masuk, tapi untuk posisinya belum bisa disampaikan karena masih dibahas di tingkat pusat," ujar Ketua DPD Partai Demokrat Jatim Soekarwo kepada wartawan di Surabaya, Senin.
Dijadwalkan, kata dia, akhir Agustus ini ia diundang ke Dewan Pimpinan Pusat (DPP) untuk memastikan kepengurusan, sekaligus menentukan nama sekretaris yang belum terisi sejak digelarnya musyawarah daerah pada akhir Mei 2016.
Menurut dia, sejumlah nama berpeluang duduk di kepengurusan periode lima tahun mendatang, sekaligus membantu pengurus inti yang bekerja untuk kemenangan partai di Pemilihan Umum 2019.
Terkait posisi sekretaris, politisi yang juga Gubernur Jatim tersebut belum mau membuka secara pasti, namun diharapkan mampu membantu kinerja ketua dan memiliki dedikasi tinggi kepada partai.
"Sekretaris ini kalau sampai 1x24 jam tidak membantu ketua maka bisa diusulkan untuk diganti, selain itu juga diutamakan tinggal di Surabaya serta secara prinsip mampu menjalankan fungsi," ucapnya.
Selain nama Kuswanto, nama mantan Sekdaprov Jatim Rasiyo juga disebut sebagai salah seorang yang akan duduk di kepengurusan Demokrat mendatang.
"Tapi Pak Rasiyo sudah menyatakan diri tidak mau ikut partai dan ingin konsentrasi di pekerjaannya sekarang," kata Pakde Karwo, sapaan akrabnya.
Sementara itu, Kuswanto ketika dikonfirmasi terpisah mengaku belum mendengar namanya akan duduk di posisi apa, termasuk peluangnya sebagai sekretaris.
"Saya belum mendengar kalau masuk pengurus, termasuk ditempatkan di posisi mana. Tapi kalau iya maka disyukuri, dan Pakde pasti sudah memiliki pertimbangan tepat," katanya.
Politisi yang kini memilih sebagai dosen di Universitas Darul Ulum Jombang tersebut juga mengaku tak khawatir dicap sebagai kutu loncat karena partai politik bukan sebuah keyakinan, namun wadah perjuangan.
Tidak itu saja, ketika disinggung apakah akan membawa gerbong partai sebelumnya untuk masuk ke partai baru, pria berkaca mata tersebut mengaku tak memaksa, namun juga tak mungkin menolak jika ada yang ikut.
"Saya tidak bisa menarik mereka untuk bergabung, tapi kalau merasa simpati, kemudian sepaham dan sependapat menjadi barisan maka juga tak ada salahnya," kata politisi yang mengundurkan diri dari Hanura sejak September 2014 tersebut. (*)