Surabaya (Antara Jatim) - Pengamat komunikasi politik asal Universitas Airlangga Surabaya Suko Widodo menilai Partai NasDem melakukan langkah tepat karena telah memilih Bupati Malang Rendra Kresna memimpin partai tersebut di Jawa Timur.
"Pemimpin baru ini bisa meredam tensi panas di tubuh partai NasDem," ujarnya ketika dikonfirmasi wartawan di Surabaya, Sabtu.
Rendra Kresna akan dilantik sekaligus dilakukan serah terima jabatan posisi Ketua DPW NasDem Jatim dari Effendy Choirie yang dipercaya menempati jabatan barunya sebagai Sekretaris Jenderal DPP NasDem.
Menurut Suko Widodo, hubungan historis yang dimiliki Rendra Kresna sangat sangat bagus dengan pucuk pimpinannya, yaitu Surya Paloh sehingga menjadi poin dirinya untuk lebih leluasa memajukan dan membesarkan partai.
Selain itu, langkah ini juga berpotensi menyelamatkan sejumlah kader potensial yang ada di NasDem karena kerap muncul dinamika sehingga terjadi gesekan antarpengurus di internal.
"Pak Rendra harus mengakomodasi dan melakukan komunikasi internal dengan seluruh pengurus, termasuk mendamaikan adanya gesekan di dalam," ucap akademisi yang populer sebagai "Presiden Republik Mimpi" tersebut.
Ia juga melihat pemimpin baru Nasdem Jatim ini nantinya bisa membawa pengaruh signifikan, termasuk pengikut-pengikut setia Rendra Kresna, terutama di Malang dan sekitarnya.
Terlebih selain sebagai politisi senior dan bupati, Rendra merupakan tokoh masyarakat dan tokoh kebudayaan dinilai mewakili unsur Jatim yang luar biasa.
"Jadi ada unsur NU dan Mataraman, serta orang madura yang mencintai ketoprak. Ini langka lho di Jatim," kata Sukowi, sapaan akrabnya.
Dikonfirmasi terpisah, Rendra Kresna mengaku siap menjalankan amanah memimpin NasDem ke depan dan berjanji membawa perubahan, sekaligus menjadikan partainya menjadi peraih tiga besar di Jatim pada Pemilu 2019.
Disinggung kepindahannya dari Golkar, ia mengaku sudah keluar secara baik-baik dengan mengajukan surat pengunduran diri ke DPD I Golkar Jatim maupun DPP.
"Saya sudah resmi mundur dari Golkar dan kini siap membangun NasDem. Saya juga tidak membawa kader Golkar untuk ke NasDem, tapi saya juga tak bisa memaksa kalau mereka ingin bersama saya," katanya.
Bupati Malang dua periode tersebut menyatakan kepindahannya ke NasDem murni karena melihat potensi partai tersebut serta mekanisme yang dinilainya sudah sangat modern. (*)