Madiun (Antara Jatim) - Kepala Satuan Reskrim Polres Madiun Kota AKP Masykur menyatakan pelaku yang meletakkan bingkisan misterius diduga bom di Makorem 081/DSJ Madiun, Ismini (38), ternyata mengalami gangguan kejiwaan.
"Hasil pemeriksaan sementara, diketahui pelaku pernah mengalami gangguan jiwa. Kasus ini masih dselidiki lebih lanjut," ujar Kepala Satuan Reskrim Polres Madiun Kota AKP Masykur, kepada wartawan, Selasa.
Menurut dia, yang bersangkutan merupakan warga Desa Segulung, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun. Ia lalu menjalani pemeriksaan di unit Perlindugan Perempuan dan Anak (PPA) Satuan Reskrim Polres Madiun Kota.
Berdasarkan informasi dari pihak keluarga pelaku, Ismini merupakan mantan TKI. Ia dipulangkan karena depresi sejak beberapa tahun terakhir.
Akibat ulahnya, yang bersangkutan menjalani pemeriksaan intensif oleh polisi guna mengetahui latar belakangnya melakukan teror dengan menaruh bingkisan di Makorem Madiun.
Pemeriksaan dilakukan dengan melibatkan perwakilan dari pihak keluarga pelaku dan Kepala Desa Segulung. Setelah menjalani pemeriksaan intensif, Ismini lalu diserahkan ke pihak keluarga untuk dibawa pulang.
Pihak perwakilan desa juga diminta untuk mencarikan solusi pengobatan bagi Ismini. Sebab, hal yang dilakukan Ismini baru saja, sungguh meresahkan masyarakat.
Seperti diketahui, Ismini (38) warga Desa Segulung, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun telah meletakkan sebuah bingkisan misterius di depan pintu masuk Makorem 081/DSJ Madiun di Jalan Pahlawan Kota Madiun pada Selasa (127).
Anggota TNI AD yang bertugas di Makorem Madiun tersebut lalu curiga dan mendekati pelaku. Saat didekati, Ismini lalu meinggalkan bingkisan tersebut di tempat dan langsung lari, namun berhasil ditangkap. Takut berisi bom, TNI lalu melapor ke polisi atas kejadian tersebut.
Guna mengantisipasi hal-hal yang negatif, bingkisan misterius tersebut lalu dijinakkan oleh tim Jibom Brimob Detasemen C Polda Jatim dengan cara diledakkan di sebuah kamar mandi di Mapolres Madiun Kota.
Peristiwa tersebut membuat TNI dan Polri setempat semakin meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan adanya teror bom seperti yang terjadi sebelumnya di Solo, Jawa Tengah. (*)