Sumenep (Antara Jatim) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Sumenep menyatakan operasi pasar yang digagas Pemprov Jawa Timur bisa mencegah terjadinya penaikan harga pada komoditas tertentu.
"Kegiatan tersebut lebih berpeluang mencegah penaikan harga komoditas. Sementara untuk menurunkan harga komoditas tertentu yang sudah naik, kemungkinan besar agak sulit," ujar Kepala Disperindag Sumenep, Saiful Bahri di Sumenep, Senin.
Di Sumenep, operasi pasar yang digagas Pemprov Jawa Timur itu dilaksanakan di dua tempat, yakni Pasar Anom Baru dan Pasar Bangkal Baru, keduanya di Kecamatan Kota.
Komoditas yang dijual dalam operasi pasar tersebut terdiri atas empat jenis, yakni beras seharga Rp43.500 per lima kilogram, gula pasir Rp11.750 per kilogram, minyak goreng Rp11.300 per liter, dan tepung Rp7.200 per kilogram.
"Jumlah barang yang dijual dalam operasi pasar itu terbatas atau tidak sebanding dengan kebutuhan riil dan selanjutnya sulit untuk menurunkan harga komoditas tertentu yang sudah naik di pasaran. Contohnya, harga gula pasir yang sejak pekan lalu naik dari Rp15.500 per kilogram menjadi Rp16 ribu," kata Saiful, menerangkan.
Ia menjelaskan, sesuai jadwal dari pihak terkait di Pemprov Jawa Timur, operasi pasar yang menjual empat komoditas itu dilaksanakan sejak 27 Mei hingga 1 Juli 2016.
"Selain berpeluang mencegah adanya penaikan harga pada komoditas tertentu, operasi pasar itu memang membantu meringankan beban masyarakat, meskipun jangkauannya tidak terlalu luas. Kalau di Sumenep, calon pembelinya tentunya hanya warga Kecamatan Kota dan sekitarnya," ujarnya.
Sesuai data dari Disperindag Sumenep, kuota atau jumlah beras yang dijual dalam operasi pasar itu sebanyak 250 kilogram per hari.
Sementara gula pasir sebanyak 850 kilogram per hari, minyak goreng sebanyak 650 liter per hari, dan tepung terigu sebanyak 100 kilogram per hari. (*)