Malang (Antara Jatim) - Sebanyak sembilan peserta penyandang difabel mengikuti ujian Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) di Panitia Lokal 55 Malang dan bersaing dengan 34.422 peserta tes lainnya untuk bisa diterima di PTN kota setempat, Selasa.
Kesembilan penyandang difabel tersebut mengikuti tes tulis dengan lancar seperti peserta lainnya, bahkan bagi peserta tuna netra juga tidak disediakan soal khusus yang menggunakan huruf braile.
Ketua Panitia Lokal (Panlok) 55 Malang itu mengemukakan para peserta penyandang disabilitas ini juga tidak ingin dikasihani dan ingin diperlakukan setara dengan peserta normal lainnya. Mereka ingin diterima di PTN sebagai mahasiswa dengan kapasitas dan kemampuan yang mereka miliki.
Untuk peserta penbyandang tuna netra didampingi dan dibantu oleh pengawas karena panitia tidak menyediakan soal-soal dalam bentuk huruf braile. "Ada petugas yang membantu membacakan soal untuk mereka," ujarnya.
Sementara itu tiga pimpinan PTN penyelenggara SBMPTN di Malang, yakni Rektor Universitas Brawijaya, Prof Dr Mohammad Bisri, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim (UIN Maliki) Malang, Prof Dr Mudjia Raharjo dan Wakil Rektor I Universitas Negeri Malanng (UM), Prof Dr Haryono, juga melakukan inspeksi mendadak dan meninjau lokasi ujian yang tersebar di 22 titik.
Namun, ketiga pimpinan PTN tersebut hanya meninjau ada beberapa lokasi saja, di antaranya di Fakultas Kedokteran (FK) UB yang menjadi tempat ujian dengan sisten Computer Based Test (CBT). "Kami pakai genset hari ini," jelas Abas, penanggung jawab test centre UB ketika ditanya Rektor UB Prof Mohammad Bisri.
Setelah meninjau lokasi ujian berbasis CBT di UB, rombongan bergerak ke UIN Maliki. Mereka meninjau lokasi ujian campuran di gedung A dan B. Selanjutnya langsung bergeser melihat pelaksanaan ujian Skelompok oshum di SMAN 5 Kota Malang. Ujian kelompok Soshum sebagian juag digelar di kampus UM.(*)