Jombang (Antara) - Mursyid tarekat Qadiriyah Wa Naqsabandiyah sekaligus Ketua Majelis Pengasuh Pondok Pesantren Darul Ulum (PPDU) Rejoso, Peterongan, Kabupaten Jombang, Jawa Timur, KH Dimyati Romly (75), dimakamkan di lingkungan pondok pesantren, Selasa malam.
KH Hamid Bisri, salah seorang Pengasuh Pesantren Darul Ulum, Jombang mengemukakan pemakaman almarhum memang dilakukan malam ini, sekitar pukul 21.00 WIB. Keluarga sudah sepakat dengan pemakaman itu, sehingga segera dilakukan.
"Beliau wafat sekitar pukul 13.08 WIB di rumah sakit dan dimakamkan pada pukul 21.00 WIB," kata KH Hamid Bishri kepada wartawan, Selasa.
KH Dimyati wafat setelah sebelumnya mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Airlangga Jombang, akibat sakit kencing batu yang dideritanya. Kondisi tubuhnya terus turun, hingga akhirnya beliau wafat.
Wafatnya KH Dimyati membuat pengikut tarekat Qadiriyah Wa Naqsabandiyah sangat berduka. Para santri serta alumni dari Pondok Pesantren Darul Ulum (PPDU) Rejoso, Peterongan, pun juga sedih dengan wafatnya almarhum.
Sejak kabar wafatnya almarhum, pentakziah ramai memadati lingkungan pondok pesantren. Bahkan, hingga almarhum dimakamkan, pentakziah juga memadati lokasi pondok.
Selama ini, KH Dimyati juga dikenal sebagai pribadi yang banyak dikagumi masyarakat serta santri. KH Zaimuddin Wijaya As’ad, pengasuh lainnya mengatakan jika almarhum sosok yang baik dan sering mengingatkan agar para santrinya selalu memanfaatkan ilmu yang diperolehnya.
"Biar pun ilmu yang didapat sedikit, asal berkah tentu akan lebih bermanfaat kepada diri dan masyarakat," ungkap Gus Zu'em.
Ia juga menambahkan, almarhum juga sudah mewariskan banyak hal pada pesantren. Bahkan, saat ini di pondok sudah memiliki lembaga pendidikan formal serta sejumlah fasilitas pondok yang sudah maju. Almarhum juga berharap pada para pengasuh selanjutnya, agar menjaga dan meneruskan perjuangan para pengasuh sebelumnya.
KH Dimyati Romly merupakan anak keempat dari pasanga KH Muhammad Romly Tamim - Nyai Khodijah. Almarhum meninggalkan istri serta tujuh orang anak. Hingga kini, pentakziah masih memadati lokasi pondok. (*)