Vice President Apotik Pintar Tjan Gito di Surabaya, Selasa mengatakan saat ini pengguna aplikasi "Apotik Antar" masih berada di Jabodetabek.
"Untuk itu, pada hari ini kami mengembangkan pasar dengan membidik Surabaya, Bandung, Makassar, Medan, Jogjakarta dan juga beberapa kota lainnya terutama yang sudah terintregrasi dengan layanan `go-jek`," katanya.
Ia mengemukakan, sejak diluncurkan Januari 2016 sampai dengan hari ini sudah ada sekitar 10 ribu orang pengunduh yang menggunakan aplikasi ini.
"Keunggulan dari aplikasi ini adalah pengguna tidak perlu lagi repot-repot datang ke apotik untuk menebus obat yang dibutuhkan, karena dengan menggunakan aplikasi ini sudah bisa memesan obat sesuai dengan resep dokter," katanya.
Dirinya juga menjamin obat-obatan yang akan dibeli melalui transaksi ini terlebih dahulu melalui pemeriksaan dari tim khusus dan juga dari pihak apotik itu sendiri.
"Jadi obat-obatan termasuk narkoba dan juga obat terlarang lainnya tidak akan bisa dilakukan transaksi melalui aplikasi ini. Termasuk jika ada satu orang pasien yang ingin membeli satu obat dalam jumlah banyak juga tidak terlayani karena bisa menimbulkan kematian," katanya.
Ia mengatakan layanan aplikasi ini diberikan untuk memenuhi kebutuhan warga masyarakat sesuai dengan ekspektasi mereka akan layanan yang cepat, aman, mudah dan nyaman.
"Dalam hal keamanan ketersediaan obat, kami juga menggandeng apotik-apotik yang wajib memiliki surat izin apotik dan surat izin praktik apotiker dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia," katanya.
Sedangkan dari sisi kecepatan pengantaran produk, kata dia, kami bekerja sama dengan Go Jek dengan jaminan waktu penerimaan barang maksimum satu jam.
"Selain melayani pembelian obat bebas via aplikasi mobile ini, masyarakat juga dapat melakukan pembelian obat dengan resep dokter serta alat-alat kesehatan. Masyarakat sebagai konsumen tidak perlu repot keluar rumah, cukup dengan melakukan pemesanan melalui aplikasi yang terbilang mudah dan user friendly," katanya.(*)
