Bojonegoro (Antara Jatim) - Pembangunan gedung berlantai enam Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Padangan, di Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, dengan alokasi anggaran Rp80 miliar dari APBD, sudah selesai November.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Pemkab Bojonegoro Andi Tjandra, di Bojonegoro, Senin, menjelaskan, pembangunan gedung RSUD Padangan berjalan dalam dua tahun anggaran.
Tahun lalu, lanjut dia, alokasi anggaran pembangunan sebesar Rp23 miliar dari APBD, untuk membangun kerangka gedung berlantai enam.
Tahun ini, alokasi anggaran sebesar Rp57 miliar juga dari APBD, dimanfaatkan untuk menyelesaikan pembangunan gedung, termasuk fasilitas jaringan sitem listrik PLN, juga jaringan, yang lainnya.
"Sesuai kontrak target pembangunan gedung berlantai enam November harus sudah selesai," ucapnya, menegaskan.
Sesuai data, gedung RSUD Padangan, memiliki 300 kamar, yang lokasinya di lima lantai, yang sebagian besar di antaranya, berfungsi untuk merawat pasien.
"Lantai enam dimanfaatkan untuk keluarga pasien yang menginap di RSUD Padangan," jelas dia.
Lebih lanjut ia menjelaskan pemkab membangun gedung RSUD Padangan, untuk menjaring pasien dari sejumlah kecamatan di daerahnya yang biasanya berobat ke RS di Ngawi, atau pasien dari Cepu, Jawa Tengah.
Selain itu, pembangunan gedung berlantai enam RSUD Padangan, juga sebagai usaha untuk meningkatkan status RSUD Padangan dari D ke C.
"Sekarang yang harus menjadi perhatian yaitu tenaga dokter spesialis, yang sampai sekarang ini masih kurang jumlahnya," ucapnya, menambahkan.
Menurut dia, penambahan dokter spesialis penting dilakukan, karena usaha peningkatan prasarana kesehatan juga dilakukan dengan adanya perbaikan dan pembangunan gedung RSUD RSUD Sosodoro Djatikoesoemo.
"Kalau dokter spesialis tersedia lengkap, maka pelayanan kesehatan akan lebih maksimal," tandasnya.
Direktur RSUD Padangan, Bojonegoro Direktur RSUD Padangan, Bojonegoro Ninik Sumiati, menjatakan gedung RSUD Padangan berlantai enam yang dibangun di atas tanah seluas 1 hektare, baru bisa dimanfaatkan 2017.
Ia merinci untuk lantai satu akan dimanfaatkan intalasi gawat darurat (IGD) dan ruang rawat jalan. Lantai dua, untuk ruang bedah, lantai tiga, ruang bidan dan kandungan, dan lantai lima ruang administrasi dan lima untuk perawatan pasien.
"Lantai enam akan dimanfaatkan untuk penginapan keluarga pasien," ucapnya. (*)