Bojonegoro (Antara Jatim) - Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyatakan liburan tidak mempengaruhi tingkat hunian hotel, disebabkan sejumlah objek wisata di daerah setempat, tidak terlalu mampu menarik wisatawan.
"Liburan pekan ini tidak akan meningkatkan jumlah hunian hotel, sebab sejumlah objek wisata yang ada belum mampu menarik wisatawan dari luar daerah," kata Ketua PHRI Bojonegoro Moch. Subechi, di Bojonegoro, Kamis.
Meski demikian, menurut dia, tingkat hunian hotel yang masuk anggota PHRI, dengan jumlah 16 hotel, juga ratusan rumah kos di daerahnya, selalu penuh 100 persen, meskipun tidak masuk musim liburan.
Hanya saja, lanjut dia, penghuni hotel di daerahnya, juga rumah kos, dihuni para pekerja proyek migas, juga orang yang berbisnis.
"Jumlah wisatawan yang menginap di hari libur, hampir tidak ada," ucap dia, yang juga pemilik hotel MCM itu.
Lebih lanjut ia menjelaskan sejumlah objek wisata di daerahnya, antara lain, Kahyangan Api, di Kecamatan Gayam, "water park" Dander di Kecamatan Dander, juga yang lainnya, masih sebatas dikunjungai wisatawan lokal.
Bahkan, warga Bojonegoro, untuk berwisata lebih memilih pergi keluar kota, misalnya, ke Malang, ke Yogyakarta juga daerah lainnya.
"Pengelolaan sejumlah objek wisata perlu dimaksimalkan agar mampu menarik wisatawan domestik (wisdom) dan wisatawan manca negara (wisman)," katanya, menegaskan.
Menurut dia, tingkat hunian hotel, juga rumah kos, yang ada di daerahnya itu, yang selalu penuh 100 persen, lambat laun akan berkurang, apabila proyek pekerjaan migas, juga proyek lainnya berakhir.
Oleh karena itu, lanjut dia, pemkab harus mengeluarkan kebijakan tidak dengan mudah mengeluarkan izin pendirian hotel baru, dengan pertimbangan untuk melindungi keberadaan hotel yang sudah ada, juga rumah kos.
"Pemkab harus selektif dalam mengeluarkan pendirian izin pendirian hotel baru, untuk melindungi hotel yang sudah ada, juga rumah kos, agar tidak mati," ucapnya, menegaskan.
Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pengelolaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Bojonegoro Dyah Enggarrini, menjelaskan pemkab mulai mengembangkan wisata alam "geoheritage petroleum", agar mampu menarik wisdom luar daerah, juga wisman.
Salah satunya yang sudah diluncurkan, lanjut dia, wisata minyak Wonocolo, di Kecamatan Kedewan, yang masuk "geoheritage petroleum", yang diberi nama "The Little" Teksas Wonocolo.
"Kami juga mempromosikan potensi sejumlah objek wisata dan kuliner melalui buku ke luar negeri, seperti ke Belanda," tandasnya. (*)