Bojonegoro (Antaranews Jatim) - PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, Jawa Tengah, memberikan imbalan jasa kepada penambang minyak tradisional termasuk kepada PT Bojonegoro Bangun Sarana (BBS) yang mengelola sumur minyak dengan mengikuti perkembangan harga minyak dunia.
"Pemberian imbalan jasa untuk ongkos angkat dan angkut minyak yang dibayarkan mengikuti perkembangan harga minyak dunia," kata Direktur PT BBS, BUMD Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bojonegoro Toni Ade Irawan, di Bojonegoro, Kamis.
Ia memberikan gambaran bahwa pada Juli imbalan jasa angkat dan angkut minyak mentah di penambangan minyak tradisional di daerah setempat yang dibayarkan kepada para penambang melalui KUD atau BUMD sebesar Rp4.021,49/liter.
"Besaran imbalan jasa pada Juli ini ini turun sebesar Rp103,9 per liter, dibandingkan bulan sebelumnya," ucapnya seraya menambahkan bahwa imbalan jasa minyak mentah berfluktuafif bergantung harga minyak dunia.
Hal itu dibenarkan jajaran Pertamina EP Asset 4 Field Cepu, dalam kegiatan kunjungan wartawan di kawasan objek wisata penambangan minyak tradisional di Kecamatan Kedewan, Rabu (18/7).
Seorang penyuling minyak tradisional di Desa Wonocolo, Kecamatan Kedewan, Warsito menjelaskan harga minyak mentah yang dibeli dari penambang yang kemudian disuling juga mengikuti perkembangan harga minyak dunia.
"Akhir-akhir ini saya membeli minyak mentah dari penambang berkisar Rp600-Rp800 per liternya, karena mengikuti perkembangan harga minyak dunia," ucapnya menjelaskan.
Saat ini, ia mengaku membeli minyak mentah dari penambang dengan harga Rp800/liter yang kemudian disuling secara tradisional menjadi solar dan minyak tanah. Dalam menyuling minyak mentah dengan berat 280 liter bisa menghasilkan solar 210 liter dan minyak tanah 35 liter.
"Solar sulingan saya jual dengan harga Rp900/liter dan minyak tanah Rp4.000/liter. Dimanfaatkan untuk industri juga nelayan," ucapnya.
Menurut Cepu Field Manager PT Pertamina EP Asset 4 Field Cepu Afwan Daroni, di daerah setempat banyak ditemukan kekayaan sumber daya alam minyak dan gas bumi yang dikelola secara tradisional dan modern.
Sumur tua di Wonocolo juga Hargomulyo, dan Beji, Kecamatan Kedewan, yang masuk wilayah kerjanya dikembangkan menjadi percontohan desa wisata baru.
"Pertamina EP sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama di bawah pengawasan SKK Migas berkolaborasi dengan Dinas Pariwisata Bojonegoro mengelola Desa Wisata, sebagai Texas-nya Indonesia," ucapnya.
Sejumlah fasilitas yang dapat menjadi daya tarik bagi penggunjung untuk datang ke desa wisata migas di daerah setempat, mulai sumur minyak tua, Museum Rumah Singgah, "jeep adventure", "mountain Bike", "fun bike", juga sejumlah lokasi untuk swafoto. (*)