Jember (Antara Jatim) - Rumah Sakit Daerah (RSD) dr Soebandi Jember, Jawa Timur, menangani sebanyak 2.500 orang dengan HIV/AIDS (ODHA) yang merupakan warga dari Kabupaten Jember, Bondowoso, Lumajang, Situbondo, dan Banyuwangi hingga akhir April 2016.
"RSD dr Soebandi Jember merupakan rumah sakit rujukan di wilayah timur Pulau Jawa, sehingga tidak hanya penderita HIV/AIDS dari Jember yang berobat, namun luar kabupaten di wilayah eks Keresidenan Besuki Raya juga datang untuk konsultasi atau berobat," kata Koordinator Klinik VCT RSD dr Soeabandi, dr Justina Evy Tyaswati di Jember, Rabu.
Ia mengatakan jumlah ODHA yang ditangani RSD dr Soebandi Jember meningkat setiap tahun dan mereka terdeteksi terjangkit virus mematikan tersebut saat memeriksakan diri ke klinik VCT atau rujukan dari rumah sakita daerah.
"Jumlah terbanyak masih dari kalangan ibu rumah tangga dan penyebab mereka yang terinfeksi virus mematikan dan menurunkan daya ketahanan tubuh itu karena berbagai faktor misalnya lebih dari dua kali menikah, pekerjaan masa lalunya yang berisiko tertular HIV/AIDS dan memang tertular dari suaminya yang positif AIDS," tuturnya.
Menurutnya sebagian besar penderita adalah usia produktif dengan usia 20-45 tahun, kemudian peringkat kedua adalah kalangan pelajar dengan usia 15-19 tahun, dengan penularan terbanyak akibat bergonta-ganti pasangan (heteroseksual).
"Penularan HIV/AIDS karena melakukan hubungan seks bebas, perilaku seks menyimpang, dan menggunakan jarum suntik pada saat menggunakan narkoba, namun saat ini jarang sekali pasien yang tertular akibat jarum suntik narkoba," ucap dokter yang biasa dipanggil Evy itu.
Ia menjelaskan jumlah pasien yang tertular HIV/AIDS setiap tahun selalu meningkat, namun sejauh ini stok obat ARV untuk para ODHA masih cukup untuk tiga bulan ke depan.
"Kami imbau ODHA untuk mengonsumsi obat ARV secara rutin, agar bisa mempertahankan hidupnya. Ada pasien yang ditangani RSD dr Soebandi yang sudah hidup selama 20 tahun sejak divonis positif HIV/AIDS karena dia rutin mengonsumi ARV tepat waktu, sehingga bisa hidup lebih lama," ujarnya.
Sementara data di Dinas Kesehatan Jember mencatat jumlah warga Jember yang positif HIV/AIDS hingga akhir Maret 2016 tercatat sebanyak 2.445 orang yang sebagian besar adalah usia produktif dan tersebar hampir merata di 31 kecamatan di wilayah setempat.
"Kami imbau kepada warga yang berpotensi tinggi tertular HIV/AIDS, agar memeriksakan diri ke klinik VCT yang ada di sejumlah puskesmas dan rumah sakit daerah karena petugas akan menjamin kerahasiaan para pasien," katanya.(*)