Kediri (Antara Jatim) - Jembatan penghubung antardusun di Desa Bulu, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, amblek setelah sebelumya hujan deras terjadi di areal Gunung Wilis.
Maki, warga Dusun Randulawang, Desa Bulu, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri, Kamis mengemukakan hujan turun sejak Rabu (13/4) sore, namun di daerahnya tidak terlalu lama. Ia sempat mendengar suara gemuruh, sebelum akhirnya jembatan amblek total.
"Jam 21.00 WIB sudah mulai terdengar gemuruh, dan baru sekitar jam 23.00 WIB ada suara menggelegar. Setelah kami lihat, ternyata jembatan sudah amblek," katanya.
Ia mengatakan, kondisi jembatan yang dibangun sejak 1995 itu sudah mulai tidak baik. Awal pekan lalu, sejumlah paku di jembatan sudah mulai goyang, sehingga fondasi jembatan sudah tidak stabil. Hingga akhirnya, hujan sangat deras yang menyebabkan arus sungai kencang dan jembatan amblek.
Saat kejadian, kata dia, tidak ada warga yang melintas, sehingga tidak ada korban jiwa ataupun terluka. Namun, dampak dari ambleknya jembatan itu sangat dirasakan.
Maki mengatakan, jembatan itu adalah jalur utama yang menghubungkan sejumlah dusun di desanya misalnya Dusun Randulawang, Bulusan, Ngawinan, hingga Gapuk. Sedangkan, untuk yang arah ke utara menuju Kota Kediri, tepatnya Kelurahan Banjarmlati, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri.
Ia juga menambahkan, seluruh aktivitas warga dimanfaatkan dengan lewat jembatan tersebut. Saat ini, aktivitas itu terkendala, karena jembatan yang amblek. Bahkan, jika ingin melintas ke dusun tetangga, terpaksa harus memutar hingga sekitar 3 kilometer.
Uswatun Hasanah, warga lainnya mengaku cemas dengan kondisi sungai tersebut, terlebih lagi dengan ambleknya jembatan itu. Rumah yang dibangunnya tepat di tepi sungai, sehingga khawatir jika nanti tanah di rumahnya longsor.
"Kalau tidur kadang cemas, karena rumah saya dekat dengan sungai. Khawatir nanti longsor," ujarnya.
Saat ini, di lokasi jembatan yang amblek itu dipasang garis polisi sebagai pertanda warga tidak diperbolehkan mendekati lokasi jematan yang amblek. Pemasangan itu sebagai antisipasi, sebab tanah di sekitar jembatan labil.
Jembatan yang amblek itu juga menjadi tontonan warga. Tidak sedikit warga dari daerah lain sengaja datang ke lokasi itu, ingin melihat langsung kondisi jembatan. Bahkan, mereka juga mengabadikan dengan kamera telepon seluler. (*)