Kediri (Antara Jatim) - Jembatan Mrican, yang menghubungkan Kabupaten Kediri dengan Kota Kediri, serta Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur, di Desa Jongbiru, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Kediri, runtuh akibat derasnya hujan, sehingga jembatan ditutup.
Babinkamtibmas Jongbiru Aiptu Suprayitno mengemukakan runtuhnya jembatan itu diawali dengan hujan deras. Sejumlah material seperti batang bambu ikut terhanyut di sungai, dan terkena fondasi jembatan.
"Fondasinya sudah mulai goyang, bahkan ada yang hilang, setelah diterjang derasnya air yang juga membawa material kayu. Jembatan sempat ditutup jam 19.00 WIB," katanya di Kediri, Kamis.
Ia mengatakan, curah hujan sangat tinggi pada Rabu (1/3), sehingga debit air juga semakin besar. Air mengalir lewat Sungai Brantas, tempat jembatan itu dibangun, sehingga debitnya juga semakin bertambah tinggi.
Suprayitno mengatakan, jembatan runtuh pada Rabu malam, sekitar pukul 23.30 WIB. Badan jembatan runtuh setengah di bagian utara, sementara yang bagian selatan masih utuh, namun sudah fondasi juga sudah goyang.
Sementara itu, Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kediri Hari wahyu Jatmiko mengatakan pihaknya memang sudah meminta agar jembatan tersebut ditutup. Hal itu diputuskan, sebab sebelumnya sudah ada laporan tiang penyangga yang hilang.
Terkait dengan tindaklanjut termasuk rencana pembangunan jembatan itu lagi, Hariwahyu mengaku harus koordinasi dengan Pabrik Gula Meritjan, Kota Kediri.
"Jembatan itu asetnya PTPN X (PT Perkebunan Nusantara X), jadi pemkab menunggu dari PG Meritjan," ucap Hari.
Jembatan sebenarnya terletak di Kabupaten Kediri, namun lebih dikenal dengan nama jembatan mrican. Jembatan itu merupakan akses alternatif, yang menghubungkan Kota Kediri, Kabupaten Kediri, serta Kabupaten Nganjuk. Dengan putusnya jembatan tersebut, praktis aktivitas warga pun juga terkendala.
Warga biasanya memanfaatkan jembatan itu untuk menyeberang. Sebelumnya, jembatan itu ditutup oleh pihak pabrik, karena fondasinya sudah goyang, namun warga tidak terima, sehingga pihak pabrik akhirnya membuka akses lagi.
Jembatan itu pun usianya juga sudah tua, dibangun sejak zaman Belanda. Konstruksi jembatan sudah diperbaiki beberapa kali, hingga akhirnya badan jembatan runtuh diterjang derasnya air hujan. (*)