Situbondo (Antara Jatim) - Manajemen Rumah Sakit Umum Daerah dr Abdoerrahem Situbondo memperingatkan oknum dokter yang menyampaikan kata-kata kasar kepada pasien pemegang Kartu Indonesia Sehat hingga pasien miskin itu pulang paksa meskipun kondisinya masih membutuhkan penangan medis.
"Setelah kami konfirmasi kepada dokter yang bersangkutan terkait pengusiran kepada pasien pemegang KIS, dia mengaku hanya menjelaskan paket penggunaan kartu itu sudah habis," ujar Kepala Bidang Pelayanan RSUD dr Abdoerrahem Situbondo Dwi Herman Susiolo di Situbondo, Jawa Timur, Senin.
Ia mengemukakan salah satu dokter yang mengeluarkan kata tidak pantas kepada pasien bernama Supiyono (51), warga Desa Paowan, Kecamatan Panarukan, itu membantah telah menyampaikan kalimat pengusiran, melainkan menyampaikan kartu KIS yang digunakan pasien tersebut paket berobatnya sudah melebihi kuota.
Menurut mantan Kepala Bagian Tata Usaha RSUD dr Abdoerrahem Situbondo itu setiap pemegang Kartu Indonesia Sehat (KIS), BPJS dan Askes dan kartu asuransi lainnya terdapat paket "INA CBG’S" atau paket biaya kesehatan sesuai dengan jenis penyakit yang diderita pasien.
"Paket INA CBG’S artinya setiap pemegang kartu asuransi apapun itu ada kuota atau paket biaya kesehatan, sehingga jika paket sudah habis harus menggunakan biaya tambahan atau biaya sendiri," ujarnya.
Khusus KIS yang digunakan oleh Supiyono, lanjut Dwi, meskipun paketnya sudah habis namun pihaknya tetap berkewajiban melayani pasien sampai sembuh.
"Sebenarnya kalau paket habis bagi pemegang KIS tetap dilayani tanpa melihat biayanya melebihi atau tidak. Mungkin ketika itu karena keluarga pasien Supiyono tersinggung dengan kata-kata yang tidak pantas yang disampaikan dokter sehingga memilih pulang paksa," tuturnya.
Sebelumnya, pasien miskin di RSUD dr Abdoerrahem Situbondo dipulangkan paksa oleh pihak rumah sakit, lantaran dinilai terlalu lama menjalani perawatan dan tak kunjung sembuh.
Supiyono pada Kamis (31/3) lalu terpaksa dibawa pulang ke rumahnya setelah mendapat kata-kata tidak pantas atau diusir oleh salah satu dokter rumah sakit milik pemerintah kabupaten itu.
"Saya membawa pulang suami ke rumah karena takut dibilang rumah sakit bangkrut kalau suami saya terlalu lama dirawat di rumah sakit. Saya disuruh pulang kata pak dokter itu, dia bilang suami saya sudah sembuh dan boleh pulang, padahal suami saya masih sakit pak," ujar Suraena, istri pasien miskin itu di rumahnya. (*)