Jember (Antara Jatim) - Dua warga Kabupaten Jember, Jawa Timur, meninggal dunia akibat penyakit demam berdarah dengue (DBD) selama Januari hingga pertengahan Februari 2016.
"Dua pasien DBD yang meninggal dunia adalah warga Kecamatan Sumbersari dan Kaliwates. Keduanya meninggal karena terlambat dibawa ke rumah sakit atau puskesmas terdekat," kata Humas Dinas Kesehatan Jember, Yumarlis, di Jember, Kamis.
Data di Dinkes Jember tercatat jumlah kasus DBD selama Januari 2016 sebanyak 74 kasus dengan satu orang meninggal dunia, sedangkan pada Februari sebanyak 22 kasus dengan satu orang meninggal dunia.
Kecamatan yang menjadi endemis DBD di Jember masih kawasan kota yakni Kecamatan Sumbersari, Patrang, dan Kaliwates, sedangkan di pinggiran seperti Kecamatan Puger, Kencong, dan Gumukmas.
"Sebagian besar pasien DBD di Jember adalah anak-anak, sehingga ia mengimbau orang tua selalu waspada, apabila anak-anaknya menderita gejala DBD seperti demam dan terdapat bintik merah," tuturnya.
Menurutnya, dokter dan perawat akan kesulitan menangani pasien DBD yang kondisinya sudah parah, sehingga hal itu menyebabkan kematian bagi penderita yang terkena gigitan nyamuk Aedes Aegypti.
"Saya imbau kepada masyarakat untuk segera membawa penderita DBD yang memiliki gejala demam tinggi, timbul bintik merah, mual dan pusing ke pelayanan kesehatan terdekat," paparnya.
Ia menjelaskan jumlah kasus DBD di Jember mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu karena pada Januari 2015 tercatat sebanyak 296 penderita DBD dan tiga pasien di antaranya meninggal dunia.
Yumarlis mengimbau masyarakat melakukan secara rutin gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan cara 3M yakni menutup, mengubur, dan menimbun barang-barang yang tidak terpakai di sekitar lingkungan setempat.
"PSN merupakan langkah efektif untuk mengurangi penyebaran penyakit DBD, sehingga kebersihan lingkungan sekitar rumah tetap terjaga, namun fogging juga tetap dilakukan di daerah yang sudah terdapat pasien positif DBD," katanya.
Sementara Direktur Unit Tranfusi Darah PMI Jember, dr Dudung Ari Rusli mengatakan permintaan trombosit untuk pasien DBD selama Januari-Februari mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
"Permintaan darah trombosit pada Januari 2015 sebanyak 487 kantong, sedangkan pada Januari 2016 sebanyak 341 kantong darah. Pada Februari ini juga tidak terlalu banyak," tuturnya.(*)