"Penetapan status siaga bencana ini akan berlangsung hingga akhir Februari 2016 ini," kata Kepala BPBD Sampang Wisnu Hartono kepada Antara per telepon, Senin.
Ia menjelaskan, saat ini BPBD Pemkab Sampang telah membentuk posko terpadu yang melibatkan semua pihak.
Antara lain dari Kodim 0828 Sampang, Polres, Tim Taruna Siaga Bencana (Tagana), Pramuka dan Palang Merah Indonesia (PMI) Sampang.
Tim ini, kata Wisnu, siaga selama 24 jam secara bergantian, sehingga jika terjadi bencana alam, mereka bisa bergerak cepat ke lapangan.
Ia menjelaskan, di Sampang ada tiga jenis bencana yang biasa terjadi saat musim hujan. Antara lain, bencana banjir, tanah longsor dan bencana puting beliung.
"Yang paling sering terjadi kalau tahun-tahun sebelumnya adalah bencana banjir," katanya menjelaskan.
Menurut Wisnu, wilayah kecamatan yang masuk rawan banjir di Kabupaten Sampang ialah Kecamatan Kota Sampang.
"Di Kecamatan Kota ini ada delapan desa dan empat kelurahan yang rawan terdampak banjir," katanya.
Selain Kecamatan Kota, kecamatan lain yang juga rawan terjadi banjir ialah Kecamatan Tambelangan dan Kecamatan Jrengik.
"Kalau di Tambelangan dan Jrengik ini banjir yang biasa terjadi adalah banjir bandang," katanya.
Wisnu juga meminta agar masyarakat segera melaporkan apabila terjadi bencana alam ke posko penanggulangan bencana melalui aparat desa dan camat. (*)