Surabaya (Antara Jatim) - Sebanyak 60 ribu program paket Bidik Misi tahun akademik 2016/2017 akan
segera diluncurkan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
(Kemenristek Dikti) pada pekan ini.
"Program Bidik Misi tahun ini segera kami luncurkan," kata Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Kemahasiswaan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Dikti, Widyo Winarso dalam Forum Komunikasi Bidang Kemahasiswaan Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta Jatim, di Universitas PGRI Adi Buana (Unipa) Surabaya, Kamis.
Ia mengatakan rencananya pada tahun ini kuotanya sebanyak 60 ribu beasiswa bagi mahasiswa berprestasi, namun kurang mampu secara finansial itu hampir sama dengan tahun lalu.
"Untuk besaran beasiswa yang diterima mahasiswa Bidik Misi sebesar Rp12 juta per tahun setiap mahasiswa. Artinya setiap semester dijatah Rp6 juta dengan rincian Rp3,6 juta untuk biaya hidup dan Rp2,4 juta untuk biaya kuliah," katanya.
Ia mengakui pihaknya sudah mengusulkan kenaikan bantuan beasiswa Bidik Misi ke DPR RI untuk baiya hidup tahun ini sebesar Rp1 juta per bulan setiap mahasiwa, namun usulan itu ditolak dan akhirnya besaran beasiswa tidak berubah sejak pertama kali diluncurkan.
"Mahasiswa penerima Bidik Misi harus mampu menuntaskan pendidikannya tepat waktu, jika menempuh program sarjana (S1), mahasiswa ini wajib lulus dalam waktu empat tahun, sedangkan yang tidak ada pendidikan profesinya, setelah empat tahun biaya dari Dikti otomatis terputus," jelasnya.
Menurut dia, perguruan tinggi yang terletak berada di Pulau Jawa, terutama swasta harus memiliki akreditasi A yang bisa menerima mahasiswa Bidik Misi, sedangkan di luar Jawa diperbolehkan terakreditasi B.
Rektor Unipa Surabaya, Djoko Adi Walujo menuturkan dalam menerima mahasiswa Midik Misi mementingkan kejujuran mahasiswa yang dipilih sesuai kriteria, seperti lemah dari sisi finansial, namun mampu dari segi akademik.
"Kami ada tim survei, tim penjaringan tersendiri, bahkan tugasnya mengecek kondisi rumah mahasiswa karena jangan sampai mampu, namun mendapat program bidik misi, dan jangan sampai ada hubungan dengan orang dalam kampus," terangnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan tahun 2015 ada 10 lebih mahasiswa Bidik Misi di kampusnya dan berharap besaran nominal bisa ditambah oleh pemerintah.
Sementara itu, Rektor Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya Bachrul Amiq menyebut, pihaknya baru 2015 menerima mahasiswa Bidik Misi, itupun jumlahnya tidak banyak, yaitu lima orang, sedangkan tahun ini pihaknya masih belum menentukan. (*)
"Program Bidik Misi tahun ini segera kami luncurkan," kata Kepala Subdirektorat (Kasubdit) Kemahasiswaan Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Jenderal Dikti, Widyo Winarso dalam Forum Komunikasi Bidang Kemahasiswaan Perguruan Tinggi Negeri dan Perguruan Tinggi Swasta Jatim, di Universitas PGRI Adi Buana (Unipa) Surabaya, Kamis.
Ia mengatakan rencananya pada tahun ini kuotanya sebanyak 60 ribu beasiswa bagi mahasiswa berprestasi, namun kurang mampu secara finansial itu hampir sama dengan tahun lalu.
"Untuk besaran beasiswa yang diterima mahasiswa Bidik Misi sebesar Rp12 juta per tahun setiap mahasiswa. Artinya setiap semester dijatah Rp6 juta dengan rincian Rp3,6 juta untuk biaya hidup dan Rp2,4 juta untuk biaya kuliah," katanya.
Ia mengakui pihaknya sudah mengusulkan kenaikan bantuan beasiswa Bidik Misi ke DPR RI untuk baiya hidup tahun ini sebesar Rp1 juta per bulan setiap mahasiwa, namun usulan itu ditolak dan akhirnya besaran beasiswa tidak berubah sejak pertama kali diluncurkan.
"Mahasiswa penerima Bidik Misi harus mampu menuntaskan pendidikannya tepat waktu, jika menempuh program sarjana (S1), mahasiswa ini wajib lulus dalam waktu empat tahun, sedangkan yang tidak ada pendidikan profesinya, setelah empat tahun biaya dari Dikti otomatis terputus," jelasnya.
Menurut dia, perguruan tinggi yang terletak berada di Pulau Jawa, terutama swasta harus memiliki akreditasi A yang bisa menerima mahasiswa Bidik Misi, sedangkan di luar Jawa diperbolehkan terakreditasi B.
Rektor Unipa Surabaya, Djoko Adi Walujo menuturkan dalam menerima mahasiswa Midik Misi mementingkan kejujuran mahasiswa yang dipilih sesuai kriteria, seperti lemah dari sisi finansial, namun mampu dari segi akademik.
"Kami ada tim survei, tim penjaringan tersendiri, bahkan tugasnya mengecek kondisi rumah mahasiswa karena jangan sampai mampu, namun mendapat program bidik misi, dan jangan sampai ada hubungan dengan orang dalam kampus," terangnya.
Lebih lanjut, dia mengungkapkan tahun 2015 ada 10 lebih mahasiswa Bidik Misi di kampusnya dan berharap besaran nominal bisa ditambah oleh pemerintah.
Sementara itu, Rektor Universitas Dr. Soetomo (Unitomo) Surabaya Bachrul Amiq menyebut, pihaknya baru 2015 menerima mahasiswa Bidik Misi, itupun jumlahnya tidak banyak, yaitu lima orang, sedangkan tahun ini pihaknya masih belum menentukan. (*)